Perempuan Pendukung Asyik Datangi KPU

Sementara itu, Ketua KPU Jabar Yayat Hidayat mengapresiasi inisiatif yang dilakukan Netty. Harus diakui peran perempuan di dunia publik perlu diperjuangkan maksimal. Partisipasi perempuan dibutuhkan dalam setiap tahapan pilkada.

”Mudah-mudahan dengan diinisiasi Bu Netty mampu mengawal kepentingan perempuan untuk lima tahun ke depan. Sepuluh tahun ke belakang sudah teramankan Ibu Netty dan Pak Aher,” ungkap dia.

Yayat menjelaskan, jika perempuan ingin aman di pilgub Jabar 2018, terakomodasi kepentingannya, maka wajib meningkatkan pengetahuan kemampuan dalam perhelatan pilgub. Dilihat dari jumlah pemilih perempuan yang mencapai 16 juta, bisa menggiring tercapainya berbagai kepentingan perempuan. Siapapun gubernur terpilih nanti akan sangat bergantung kepada perempuan. Namun, saat dilihat dari materi dan konten kampanye, isu perempuan masih minim. ”Ini menunjukkan keprihatinan, makanya perempuan harus memperjuangkan kepentingannya,” terang dia.

Peran serta yang bisa dilakukan, tambah Yayat, antara lain perempuan bisa menjadi penyelenggara di kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS). Bisa juga berpartisipasi dalam tahapan sosialisasi dan pengawasan. Atau, partisipasi menunaikan hak pilih dengan benar di tempat pemungutan suara (TPS).

Senada, Komisioner KPU Jabar Nina Yuningsih merespons positif langkah Netty. Artinya, perempuan sebagai kelompok sasaran sosialisasi malah datang ke KPU. ”Ini yang kami tunggu,” ucap dia.

Tampak ikut menjelaskan di sesi tanya jawab yang berlangsung hampir tiga jam, Komisioner KPU Endun Abdul Haq dan Aang Ferdiman. Ikut menerima Sekretaris KPU Jabar Heri Suherman. (fit/hen/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan