Berebut Suara Hamida

Bandung – Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat nomor urut 1 Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum menanggapi dingin wacana pindah dukungan Pimpinan Pondok Pesantren Mithahul Huda (Hamida) Asep Maoshul ke paslon calon nomor urut 3 Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik). Meski begitu, apapun keputusannya dikembalikan lagi kepada Asep Maoshul. Tapi tidak dengan suara Himpunan Alumni Miftahul Huda (Hamida).

”Ke mang Haji Aziz (Abdul Hadi Aziz Affandy) sebagai Wakil Pimpinan Pondok Pesantren Miftahul Huda yang berpengaruh (mengonfirmasi benar atau tidaknya wacana dukungan itu),” tuturnya kepada Jabar Ekspres saat dihubungi melalui telepon, kemarin (27/2).

Wakil Pimpinan Pondok Pesantren Miftahul Huda Abdul Aziz Affandy juga membantah soal sinyal atau wacana dukungan Pimpinannya kepada pasangan calon nomor urut 3 atau Asyik.

”Saya tegaskan, apakah Pak Asep Maoshul tegas dengan perkataan akan mendukung Asyik? Saya rasa Asyik terlalu pede atas pujian Pak Asep Maoshul yang memuji soliditas partai pendukung Asyik sebagai modal untuk menang,” tuturnya.

Dia menegaskan, belum ada keputusan resmi dari internal kepengurusan Pondok Pesantren Miftahul Huda dalam sikap dan dukungan. Termasuk untuk Paslon Asyik atau pun Rindu.

”Selain tidak ada pernyataan langsung akan dukung, surat resmi dukungan Ponpos Miftahul Huda mendukung Asyik pun tidak ada. Jadi berita soal Ponpes Miftahul Huda akan dukung Asyik itu tidak benar. Coba tunjukan pernyataan langsung dan surat resmi dukungannya,” jelasnya.

Dia mengatakan, kunjungan pasangan Asyik ke Pondok Pesantren Miftahul Huda ini memang tidak bisa dipungkiri bahwa pimpinannya (Asep Maoshul).

Meski demikian, basis suara Pondok Pesantren Miftahul Huda hanya berharap kepada pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat untuk bisa mengatasi seluruh permasalahan yang ada di Jawa Barat. Salah satunya, permasalahan klasik soak kesejahteraan para petani yang kurang terperhatikan.

”Petani saat ini sekarang berubah bukan petani yang memiliki tanah garapan sendiri, tetapi jadi buruh tani yang menjual tenaganya untuk menggarap lahan orang lain. Belum lagi karena kuatnya industri petani mulai tergeser,” ujarnya.

Kedua, mereka pun berharap kepada pasangan calon untuk bisa meningkatkan kualitas pendidikan di Jabar terutama di daerah atau desa. Sebab, kondisi saat ini kualitas pendidikan dari tingkat SD sampai SLTP dan SLTA sangat memprihatinkan.

Tinggalkan Balasan