Jaksa Penuntut Umum Bikin Tegang Infamy Band

BANDUNG – Infamy terdakwa Pengadilan Musik Jilid 20, terlihat tegang di Kantin The Panas Dalam Jalan Ambon kota Bandung kemarin (16/2). Apalagi jaksa penuntut umum Pidi Baiq dan Budi Dalton, terus membrondong pertanyaan.

Pertayaan pertama dilayangkan jaksa pada band asal Bandung itu terkait visi misi mereka membentuk band. Ketegangan makin kelihatan, setelah jawaban dari sang gitaris justru jadi bahan plesetan jaksa. Penonton pun dibuat tertawa lepas mendengarkan celotehan jaksa yang juga menjurus kepada bahasa yang sedikit kasar.

Agar tetap kondusif hakim yang diduduki Man Jasad mengintruksikan agar penonton tetap tenang dengan teriakan #jangan brisik mari ngomong yang baik.

Band yang lahir 1 Januari 1994, membuat ranah musik metal di Indonesia terkejut setelah band ini mengeluarkan album baru berjudul “Harum Scarum” setelah terakhir mengeluarkan album pada tahun 2010.

Banyaknya rentetan pertanyaan yang dilayangkan jaksa, terutama arti dari judul album yang dirilis Harum Scarum, membuat kedua pembela Yoga PHB dan Ebenz (Burgerkil) kebingungan menjawab pertayaan yang dilayangkan Jaksa.

Secara bahasa, istilah harum Scarum merupakam penggambaran dari seseorang yang bertindak tanpa perhitungan atau terburu dengan nafsu. ”Selain diartikan secara bahasa Harum Scarum juga merunjuk pada istilah Helter Skelter yang dipopulerkan oleh Charles Manson sebagai penggambaran atas kebangkitan kaum-kaum yang tertindas,” kata Ajie Setia Nugraha (Gitar).

Secara mengejutkan dipertengahan persidangan berjalan, jaksa memutar vidio bukti adanya permainan antra hakim, panitra yang diduduki Edi Brokoli karena sejak awal persidangan kedua orang ini tidak banyak memfilter pertayaan yang dilontarkan jaksa dan kursi Hakim pun diduduki Budi Dalton.

Di akhir persidangan mereka disambut tepuk tangan para penonton, setelah banyaknya pertanyaan akhirnya hakim memutuskan bahwa album yang di keluarkan Infamy layak edar dan didengarkan.

Yusep Ruru perwakilan DCDC Bandung meyebutkan, pengadilan musik merupakan rumah bagi band-band independent. ”Kita ingi memberikan apresiasi kepada band-band yang benar independen,” katanya.

Disinggung kenapa Infamy sebagai terdakwa dia meyebutkan, band ini meyajikan sesuatu yang baru setelah lama tidak mengeluarkan karya. ”Mereka sudah lama fakum, terus menghadirkan album baru dengan musik dan keunikan sendiri dengan menggunakan gitar dengan senar tujuh,” sebutnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan