BANDUNG – Korban travel umrah bodong PT Solusi Balad Lumampah (SBL) terus bermunculan. Bahkan, mereka pun terus mengadukan kejadian yang menimpa mereka ke Crisis Center Jamaah SBL di Jalan Pualam nomor 17, Buahbatu, Kota Bandung.
Pendiri Krisis Jamaah SBL Irfan Arifian SH mengatakan, hingga kemarin ada ratusan jamaah yang datang ke crisis center. ”Sejauh ini Bandung raya, Cirebon, Kalimantan, dan masih banyak lagi,” kata Irfan di kantornya kemarin (31/1).
Pria yang juga Ketua Dewan Pimpinan Cabang Kongres Advokat Indonesia Bandung Raya itu mengatakan, akan terus mendampingi korban dari PT SBL. Bahkan, dia menjamin, jamaah tidak perlu membayar.
”Kita juga merasakan rasa kegelisahan mereka. Sebab, mereka ini mau ibadah, dan saudara kita juga ada yang jadi korban,” ungkapnya.
Dia menegaskan, akan terus mendorong agar PT SBL ini bisa memberangkatkan calon jamaah. Minimal yang sudah masuk jadwalnya di Januari-Februari.
Seharusnya, kata Irfan PT SBL bisa memberangkatkan jamaahnya. Sebab dari penemuan harta kekayaan yang dimiliki PT SBL yang mencapai Ro 300 miliar (melingkupi aset bangunan, uang dan kendaraan) seharusnya bisa tertangani.
”Kalau dari harta kekayaan, harusnya bisa memberangkatkan minimal setengahnya. Tapi kita harap bisa semuanya,” katanya.
Dia pun meyebutkan, kejadian ini akan terus terjadi jika pemerintah tidak bisa tegas terkait penetapan harga, jumlah travel hingga jumlah jamaah yang bisa diberangkatkan dari setiap travel. ”Kan dulu ada kasus First Travel, sekarang PT SBL, besok siapa lagi,” ucapnya.
Sementara itu, salah satu korban PT SBL berinisial HE mengaku, masih merasa was-was apakan akan diberangkatkah atau diundur kembali.
”Sedangkan jadwal keberangkatan saya tanggal 19 Februari, sampai saat ini saya belum terima paspor, visa, alat-alat umrah juga,” ujarnya.
Dia meyebutkan, tergoda dengan PT SBL ini. Sebab harga yang ditawarkan cukup murah. ”Dulu ketemu di kantin SBL, terus ditawarin dan akhirnya tergoda karena harganya murah Rp 18 juta hingga 21 juta,” tandasnya. (pan/rie)