Emil Pisahkan Aset Pribadi

Tak hanya itu, suasana pendopo juga menjadi lebih hidup, kupu-kupu mulai berdatangan, padahal dulu nggak ada. Pendopo juga sering dipakai untuk kegiatan budaya dan agama. ”Pendopo kini lebih open untuk masyarakat,” ujarnya sambil tersenyum.

Kini, semua kenangan dan karya-karya indahnya di pendopo itu segera ditinggalkan. Namun Kang Emil mengakui sudah sejak dulu melatih keluarganya bahwa jabatan itu hanya titipan dan sifatnya sementara. ”Betah mah secukupnya, karena hidup ini perjalanan, bukan destinasi. Itu cara saya melatih saya dan keluarga supaya tidak ada post power syndrom,” ujarnya.

Kepada anak-anaknya, Kang Emil juga selalu mendidik kesederhanaan dan kemandirian. ”Walaupun anak walikota, anak saya tetap naik sepeda ke kampusnya di ITB atau ngojek online. Kalau dia mau pakai mobil, dia tidak saya belikan mobil, tapi boleh pinjam mobil bapak ibunya,” tukas ayah dua anak ini.

Ruang yang paling disukai Kang Emil di pendopo, menurut dia adalah ruang tidur. “Ruang tidur saya desain sebetah mungkin. buka kamar tidur, saya langsung lupa urusan kedinasan,” ujarnya tertawa kecil.

Sebab menurut dia, sebagai pejabat, urusan kedinasan nggak beres-beres sehingga membuatnya sering saya tidur diatas jam 11 malem. “Meski tidur malem, saya bangun subuh, abis sholat saya tidur lagi sedikit. itu cara saya menjaga kebugaran agar tubuh tetap fit,” ujarnya. (ign)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan