Bandung – Partai Golongan Karya (Golkar) menuturkan, pasangan calon Dedi Mulyadi dan Deddy Mizwar dipastikan melaju di Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2018. Rencananya, pasangan tersebut akan mendeklarasikan diri di Sasana Budaya Ganesa, Kota Bandung, Selasa (9/1) mendatang.
”Alhamdulilah Surat Rekomendasi dari Golkar untuk Dedi Mulyadi sudah keluar,” tutur Ketua Badan Pengendali Pemenangan Pemilu (Bapppilu) Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Jawa Barat, MQ Iswara saat ditemui di kantor DPD Partai Golkar Jabar, Jalan Maskumambang, Kota Bandung, kemarin (4/1).
Iswara menjelaskan, untuk posisi Jabar I dan II sampai saat ini memang masih dibahas di DPP Partai Golkar. Yang pasti, mereka berdua tidak akan bercerai jelang pendaftaran.
”Duo DM ini (posisi Jabar I dan II) masih dibahas di Jakarta, dan tentunya DPD Partai Golkar Jawa Barat berharap Dedi Mulyadi menjadi Jabar I. Kita pun berharap Surat Rekomendasi serta Surat Keputusan akan terbit segera untuk kedua pasangan ini,” jelasnya.
Alasan belum ditentukannya kepastian posisi Jabar I dan II, karena sepertinya banyak pertimbangan-pertimbangan tertentu yang sedang dikaji oleh DPP Partai Golkar. Terlebih soal pasangannya.
”Lebih cepat jika dideklarisakan lebih baik. Sebab, kader arus bawah tentu akan cepat dalam bekerja memaksimalkan mesin politiknya,” katanya.
Namun demikian, meskipun koalisi Partai Golkar dan Demokrat yaitu pasangan calon Dedi Mulyadi dan Dedi Mizwar ini belum diikat dengan SK. Tapi baik duet pasangan calon maupun koalisi diprediksikan tidak akan berubah 75 persen tidak akan berubah.
Di sisi lain, kendati hasil survei dari beberapa lembaga survei nilai Dedi Mulyadi masih kalah dengan Ridwan Kamil, Partai Golkar optimistis, Dedi Mulyadi mampu bersaing. Hal ini bercermin dari Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat sebelumnya yang dua kali dimenangkan oleh kandidat bernilai rendah dalam setiap survei.
”Partai Golkar tetap optimistis. Sebab, pengalaman di Pilgub Jabar sebelumnya justru yang unggul-unggul di awal yaitu Dedi Yusuf tak menang, dan yang menang justru yang nilainya rendah di setiap survei (Ahmad Heryawarn),” tuturnya. (mg2/rie)