Karyawan Ciwalini Resah

SOREANG – Sejumlah karyawan dan pedagang di obyek wisata Ciwalini merasa khawatir tidak bisa bekerja dan berjualan. Sebab, managemen Pusat Koperasi Karyawan (Puskopkar) PTN VIII telah menjalin kerjasama dengan PT Graha Tunggal Elektronika untuk mengelola tempat rekreasi tersebut.

Staf bagian Humas dan Informasi Ciwalini Herman Rubiana mengatakan, isu kerjasama tersebut santer terdengar dikalangan karyawan, pengelola wisata, dan para pedagang. Bahkan, banyak yang merasa khawatir bila pengelolaan diambil alih ke pihak swasta akan berdampak pada nasib karyawan dan para pedagang.

Selain itu, adanya kerjasama tersebut, sebagai pengelola pihaknya tidak pernah dilibatkan oleh managemen Puskopkar PTPN VIII. Bahkan, pada 27 Desember tampa pemberitahuan perusahaan PT Graha Tunggal Elektronik memasang perangkat pintu parkir otomatis.

’’Malah pada 24 Desember juga, datang dengan pengawalan puluhan polisi bersenjata lengkap, seolah olah kami ini melakukan aksi atau tindakan kriminal,’’kata Herman ketika ditemui kemarin (3/1)

Kendati begitu, sejauh ini belum ada aktivitas lainnya dari PT. Graha Tunggal Elektronika. Tetapi, tidak menutup kemungkinan akan menyingkirkan pengelola lama dan para pedagang yang sudah jadi mitra.

Herman menyebutkan, selama ini kondisi perusahaan berjalan dengan baik. Bahkan, target pendapatan tahunan sebesar Rp 4,9 miliar sudah lebih dari target yang ditetapkan. Sehingga, bila ada kecurangan atau kebocoran seharusnya internal PTPN VIII melakukan pengawasan atau audit secara keseluruhan.

Herman menambahkan, menyikapi kondisi ini pemerintah seharusnya turun tangan untuk bisa menengahi dan memperhatikan nasib karyawan dan warga sekitar. Sebab, jangan sampai terjadi di beberapa objek wisata lainnya setelah diambil alih swasta warga asli disini disingkirkan.

“Nah saya juga heran kemana pihak pemerintah, mulai tingkat Desa hingga Kabupaten tidak ada yang memperhatikan nasib rakya kecil seperti kami,’’pungkas Herman. (rus/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan