SMA Terbuka-SMK PJJ Jadi Terobosan Pendidikan

Dadang menuturkan, saat ini pihaknya baru bisa menampung 36 ribu siswa di SMA terbuka. Dan jika masih mengandalkan USB berapa USB yang harus dibangun. ”Angka tersebut tidak begitu akurat,” tuturnya.

Mekanisme SMA Terbuka ini, lanjutnya, akan ditunjuk SMA induk kepada SMA biasa terutama SMA negeri. SMA induk ini membuka kegiatan belajar jarak jauh yang disebut Tempat Kegiatan Belajar (TKB) dengan jumlah yang belajar sebanayak 30 orang dan setiap SMA SMK yang ditunjuk rata rata bisa menampung  dua sampai 10 TKB.

”SMA Terbuka dibuat terutama di daerah yang APK nya rendah, kalu di kota rata-rata APK tinggi. Bandung sudah mencapai 99 persen, Kota Cirebon, Bogor, Cimahi sudah tinggi. Kalau kabupaten-kabupaten rata rata masih rendah. Hampir semua sekolah negeri ditunjuk sebagai induk atau hampir 700 lebih sekolah,” urainya.

Dadang berharap dengan program ini pelayanan meningkat dan semua anak harus sekolah dengan pelayanan bermutu karna berbasis tekhnologi. Untuk itu Dadang mengimbau agar orangtua bisa mendorong anaknya untuk mau bersekolah. Tidak hanya itu diharapkan juga orangtua bisa mengetahui tentang sekolah terbuka ini.

”Siswa atau orangtua jangan takut karena SMA terbuka ini ijazahnya sama dengan SMA induknya. Kalau dia menginduk ke SMA Negeri 8 misalnya maka ijazah mereka sama ijazah SMAN 8. Tidak disebutkan SMA terbuka,” sebutnya.

Program ini, menurut Dadang, sudah diujicobakan selama enam tahun. Dan yang sudah sempurna menjalankannya adalah SMAN 1 Padalarang dan di Leuwiliang sebagai SMA ujicoba dari pusat.

”Sekarang hampir disemua kabupaten sudah ada program ini. Kalau di Bandung SMA 11, SMA 8 di Cimahi SMAN 3. Terbanyak di Priangan timur seperri Garut, Tasik,  kalau di kota rata rata hanya anak jalanan yang menjadi siswa,” pungkasnya. (ziz/rie)

 

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan