Kekeringan Tak Separah 2015

jabarekspres.com, CIMAHI – Meski krisis air bersih semakin dirasakan oleh warga Kota Cimahi, namun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi mengklaim, krisis air besih pada tahun ini tidak separah di 2015 yang lalu.

Kepala BPBD Kota Cimahi Dani Bastian menyebut, berdasarkan data yang ada di BPBD, krisis air bersih musim kemarau tahun ini baru mencapai 4.000 penduduk atau menurun drastis jika dibandingkan dengan 2015 yang mencapai 27.000 penduduk.  ”Alhamdulillah pada tahun ini kita cepat dalam penanggulangannya sehingga sekarang sudah mulai disuplai air, kita koordinasi dengan UPT Air Minun,” katanya, saat ditemui di area komplek perkantoran pemkot Cimahi, kemarin (13/9).

Menurut Dani, krisis air bersih untuk musim kemarau tahun ini hampir merata di tiga wilayah, yaitu di Kecamatan Cimahi Utara, Kecamatan Cimahi Selatan dan Kecamatan Cimahi Tengah.

Sementara itu di tempat terpisah, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Air Minum Kota Cimahi Dede M Asrori mengaku, pasokan air bersih untuk warga Cimahi masih aman. Dede mengatakan, produksi air bersih saat ini masih terpantau normal, meski sedang musim kemarau.

Sebab, menurut Dede, selama ini, produksi air bersih di UPT Air Minum bersumber dari aliran sungai Cimahi. Dan hingga kini sumber air masih dalam kondisi normal. Sehingga pihak UPT Air Minun Cimahi masuh bisa mengolah air tersebut dengan debit 500 liter per detik.

”Aliran sungai Cimahi dari segi debitnya masih aman. Kualitas masih cukup bagus, masih mudah diolah. Pelayanan kepada warga masih aman bisa berjalan,” terang dia.

Dede menuturkan, dengan kapasitas produksi mencapai 500 liter per detik, UPT bisa memberikan pelayanan hingga 5.000 Sambungan Rumah (SR).

Kendati pihak UPT Air Minum mengklaim pasokan air bersih masih aman, namun berdasarkan pantauan dilapangan, banyak masyarakat yang harus mengantre untuk mendapatkan air bersih.

Zaenal Hamzah, 37, salah seorang warga Kampung Babakan Utama, RT 05/RW 02, Kelurahan Utama, Kecamatan Cimahi Selatan, harus rela antre demi mendapatkan air bersih dari rumah warga lain yang memiliki sumur artesis.

Menurutnya, krisis air bersih di wilayahnya sudah terjadi sejak dua minggu lalu. Dan biasanya saat musim kemarau seperti ini masih saja pembagian air dari pihak-pihak relawan tidak merata. Sebab wilayahnya sering tidak kebagian air bersih, baik itu dari pabrik maupun dari salah satu Partai Politik serta dari bantuan pemerintah.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan