Kekeringan Tak Separah 2015

”Wilayah kami ini agak jauh dari pabrik, jadi tidak mendapatkan jatah air. Dari partai juga sebenarnya suka ada yang ngasih, tapi jarang sampai ke sini,” ujar Zaenal.

Dikatakan Zaenal, biasanya warga terpaksa harus memebeli air bersih seharga Rp 2.000 satu jerigen berisi 30 liter dari penjual air. Namun kini, ada seorang warga di wilayahnya yang memiliki sumur artesis.

Sementara itu di Bandung, kekeringan terjadi di beberapa titik. BMKG kota Bandung melalui staff data dan informasi Neneng Sugianti menyampaikan, normalnya Kota Bandung  memasuki  musim hujan itu di pertengahan Oktober. ”Itu pun tidak sama dengan daerah lain,” kemarin.

Saat ini, kata dia, gejala alam tidak bisa dihitung dengan pasti. Jika anomali biasanya dari yang diperkirakan bisa mundur satu sampai dua minggu. ”Itu masih gejala yang wajar,” tambahnya.

Dia pun menambahkan, belakangan ini Kota Bandung mengalami suhu yang sangat terik, di atas normal dari biasanya sekitar 28,3 derajat belakangan ini mencapai 31,1 derajat. ”ini di atas normal sebenarnya,” ucapnya.

Dia pun menyebutkan agar warga kota Bandung bisa bersabar,  dan harus bisa lebih bijak lagi dalam upaya penghematan air, karena tambah dia, di Indonesa memiliki dua musim saja.

Sementara itu, puluhan hektar areal pesawahan di Desa Cibaregbeg,  Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, dipastikan gagal panen. Sebab, tanaman padi yang baru berumur satu bulan itu mati akibat kekeringan.

Mulyadi, 38, Ketua RT 01 Kampung Cikole mengatakan, ada sekitar  45 hektar areal pesawahan di Desa Cibaregbeg yang kekeringan. Sebab, pesawahan tersebut adalah lahan tadah hujan.

”Lahan tadah hujan ada di tiga titik. Di antaranya, di Kampung Cikole, Kampung Sigra, dan Kampung Paminggir,” kata dia kepada Jabar Ekspres, kemarin (14/9).

Dia menyebutkan, saluran irigasi yang ada saat ini sudah tidak berfungsi diakibatkan sudah tidak ada aliran air yang mengalir lagi. ”Akibat musim kemarau sekarang ini terpaksa harus menggunakan pompa air untuk mengairi sawah yang kekeringan,” ungkap Mulyadi.

Sementara itu, Kepala Desa Cibaregbeg, Subuh Basarah, menjelaskan, kala prioritas Cibarebeg adalah lebih kepada  pertanian. Namun sekarang sawah milik warganya itu mengalami kekeringan dan terancam gagal panen. Menurutnya, saluran irigasi yang dibuat PSDAP pada 2010 lalu, kini tidak lagi berfungsi. Selain sudah rusak dan mengering, ditambah lagi dengan kondisi saat ini lagi musim kemarau.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan