Asyiknya Lomba “Ngejo” Pakai Alat Tradisional

jabarekspres.com, PURWAKARTA – Dalam rangkaian acara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Purwakarta ke-49 dan ke-186, Pemerintah Kabupaten Purwakarta melalui leading sector Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Purwakarta menggelar Lomba Ngejo.

Ngejo merupakan bahasa Sunda umum yang memiliki makna menanak nasi. Uniknya, proses menanak nasi yang dilombakan ini tidak diperbolehkan menggunakan alat modern. Melainkan alat tradisional.

Lomba yang diikuti oleh seluruh perwakilan kantor pemerintah dan anggota masyarakat ini dilaksanakan Kamis (24/8) di Bale Kahuripan, Kecamatan Wanayasa. Tampak seluruh peserta antusias dan lokasi acara pun hiruk pikuk dengan aktivitas memasak.

Sejak pagi, para peserta lomba sudah terlihat menyiapkan peralatan masing-masing mulai dari mulai hawu (tungku yang terbuat dari tembikar atau batu belah), aseupan, seeng, dulang dan kayu bakar. Tidak lupa, mereka juga membawa nyiru (tampan, Red), anyaman bambu yang biasa digunakan untuk memisahkan beras dan sisa gabah yang masih tercampur.

Seluruh alat ini merupakan alat tradisional yang biasa digunakan oleh orang Sunda untuk menanak nasi.

Ida Hamidah, salah seorang ASN Purwakarta yang mengikuti kegiatan ini mengatakan, melalui perlombaan ini ia dapat mengenang waktu remaja karena sering dirinya kerap disuruh orang tuanya menanak nasi. Menurutnya, kondisi masa lalu tersebut kini jarang ditemui. Remaja hari ini lebih banyak nongkrong dan melakukan kegiatan di luar membantu orang tua mereka di rumah.

“Ingat waktu remaja dulu. Masih pakai alat tradisional. Sekarang digunakan lagi. Memang cukup sulit karena sehari-hari terbiasa menggunakan kompor gas. Tapi remaja sekarang pakai kompor gas saja sudah jarang bantu orang tua menanak nasi,” kata Ida di lokasi perlombaan.

Selain menanak nasi, kegiatan ini juga menyediakan varian lomba yang lain seperti membuat nasi liwet, sambel dadak, hingga kuliner lain termasuk sate maranggi khas Purwakarta. Kecepatan, ketepatan dan rasa dan tampilan kuliner menjadi aspek penilaian yang dinilai Dewan Juri Lomba.

Terpisah, Kepala Bidang Informasi dan Publikasi pada Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Purwakarta, Hendra Fadly menyampaikan, kegiatan ini diinisiasi oleh Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Pria yang akrab disapa Ucok tersebut berujar Bupati Dedi menginginkan setiap kegiatan harus mengandung unsur kebudayaan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan