Pesawat N219 Membutuhkan Kucuran Dana Pemerintah

”Maka tolonglah subsidi perintis yang sudah ada ini, diberikan kepada user (pengguna) tadi,” ujarnya.

Sementara itu, kemarin PT DI juga kembali melakukan uji terbang kedua purwarupa pesawat N219 di landasan pacu Bandara Husein Sastanegara, Jalan Pajajaran, Kota Bandung.

Purwarupa pesawat N219 merupakan karya pertama anak bangsa, di mana Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat dalam pembuatan pesawat tersebut, seluruhnya adalah engineer Indonesia.

‎Pada penerbangan kedua tersebut, kapten penerbang Esther Gayatri Saleh kembali menjadi pilot utama dalam uji terbang pesawat N219. Dia didampingi kopilot Kapten penerbang Adi Budi Atmoko.

Direktur PT DI Budi Santoso mengatakan, keberhasilan uji terbang pesawat N219 dinilai sangat penting. Sebab hal tersebut membuktikan bangsa Indonesia mampu melakukan rancang bangun, testing, sertifikasi, hingga produksi.

”Tidak ada technical Assistance dari bangsa asing. Semua adalah hasil kerja keras olah pikir atau brainware bertahun-tahun dari para engineer Indonesia,” kata Budi usai menyaksikan uji terbang N219.

Purwarupa pesawat tersebut, sudah melakukan serangkaian pengujian. Mulai dari wing static test, landing gear drop test, fungtional test engine off, medium speed taxi, high speed taxi, dan lain-lain.

Serangkaian tes, analisa, dan daya tahan tidak hanya sampai uji terbang. Pesawat juga harus melewati uji kelelahan, yang membutuhkan 3.000 circle atau sejak mesin dihidupkan untuk terbang hingga mendarat dan kembali diparkirkan.

Sebelumnya, uji terbang tahap pertama sukses dilakukan pada 16 Agustus 2017. Pesawat N219 merupakan hasil pengembangan riset PT DI dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).

Meski begitu, Budi mengakui pesawat masih harus melalui tahapan uji lainnya sebelum dipasarkan. Hal tersebut agar pesawat mendapatkan sertifikat laik terbang. ”Artinya, sertifikat menandakan pesawat aman dan bisa mengudara,” tegasnya. (yan/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan