jabarekspres.com, NGAMPRAH – Kabupaten Bandung Barat krisis Petugas Penyuluh Pertanian (PPL) yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS). Saat ini, jumlah penyuluh hanya 30 orang yang memberikan penyuluhan di 165 desa. Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pertanian, dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bandung Barat Ida Nurhamida di Ngamprah, kemarin.
Menurut dia, kurangnya penyuluh pertanian berstatus PNS lantaran banyak juga setiap tahunnya yang memasuki masa pensiun. Sementara, penerimaan CPNS masih dalam moratorium. “Idealnya memang jumlah penyuluh itu sebanyak 165 orang seperti jumlah desa di KBB, sehingga setiap desa dapat penyuluhan satu orang. Itu jauh akan lebih efektif memberikan pengarahan dan ilmu bagi petani,” ungkapnya.
Untuk mengisi kekurangan jumlah penyuluh PNS, sebut Ida, pihaknya mempergunakan penyuluh non PNS atau tenaga harian lepas (THL) sebanyak 38 orang. Selain itu, pihaknya juga bekerjasama dengan petani membentuk penyuluh swadaya pertanian dengan mencari petani yang pintar. “Jumlah swadaya petani yang pintar dan mumpuni soal ilmu pertanian jumlahnya ada 73 orang. Itu keikhlasan mereka berbagi ilmu tanpa dibayar oleh APBD,” ujarnya.
Ida menambahkan, kekurangan penyuluh pertanian berstatus PNS tidak hanya terjadi di Kabupaten Bandung Barat. Melainkan kabupaten/kota lainnya juga saat ini kekurangan. “Berdasarkan data dari pemerintah pusat, saat ini jumlah penyuluh hanya
24 ribu orang. Sementara, jumlah desa di Indonesia mencapai 70 ribu desa. Artinya memang semua wilayah kekurangan penyuluh pertanian,” ungkapnya.
Kendati kekurangan jumlah penyuluh, kata Ida, namun produksi pertanian pangan di Kabupaten Bandung Barat terus mengalami sewasembada beras berkelanjutan sejak 2009 hingga 2017. Bahkan, atas sewasembada tersebut, produksi beras di Kabupaten Bandung Barat sudah mampu memenuhi konsumsi seluruh masyarakat. “Kita surplus dan mampu menyumbangkan bagi Jawa Barat,” terangnya.
Ia menyebutkan, luas tanam padi di Kabupaten Bandung Barat mencapai 45.369 hektare, luas panen 33.744 hektare, produktivitas mencapai 65,45 kwintal/hektare. Di Kabupaten Bandung Barat memiliki 1.610 kelompok tani dengan jumlah petani mencapai hampir 50.000 orang. Setiap kelompok tani memiliki anggota sebanyak 20 orang. “Di dalam kelompok tani itu anggotanya tidak hanya petani pangan, tapi ada juga petani ternak, sayuran dan lain-lain,” pungkasnya. (drx/bun)