jabarekspres.com, PURWAKARTA – Dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Purwakarta ke-49 dan HUT Purwakarta ke-186, pemerintah daerah setempat menjadikan seluruh sila dalam Pancasila menjadi tema karnaval yang akan digelar setiap hari Jumat malam setiap minggunya.
Seperti yang terlihat Jumat (28/7) malam, masyarakat Purwakarta memenuhi ruas Jalan Jenderal Sudirman sampai Jalan RE Martadinata untuk menyaksikan karnaval sila pertama Pancasila bertajuk “Pawai Toleransi Umat Beragama”. Karnaval pertama ini terinspirasi dari sila pertama dalam Pancasila yakni Ketuhanan Yang Maha Esa.
Berdasarkan pantauan Jabar Ekspres, tampak rombongan seluruh umat beragama mulai dari Islam, Katholik, Kristen Protestan, Hindu, Budha dan Khong Hu Cu, beriringan menyusuri jalan protokol di kabupaten yang terkenal dengan kebijakan penerapan toleransi sejak dari bangku sekolah tersebut.
Sebagaimana diketahui, seluruh pelajar di Purwakarta diwajibkan mempelajari kitab Agamanya masing-masing dan disediakan rumah ibadah sesuai dengan ajaran agama dan kepercayaan mereka.
Kegiatan pawai ini langsung dibuka oleh Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang juga turut serta dalam pawai yang diikuti oleh ribuan peserta tersebut. Para peserta tampak mengenakan pakaian khas agama mereka masing-masing. Hal ini semakin menambah suasana sejuk dalam kegiatan tersebut. Tak ayal, kegiatan ini berlangsung secara aman dan tertib sampai akhir acara.
“Karnaval pertama ini merupakan simbol sila pertama Pancasila. Jumat depan secara berurutan kita akan gelar karnaval yang terinspirasi dari sila kedua, ketiga, keempat dan kelima, rutin setiap Jumat malam,” jelas Dedi.
Tema Pancasila dipilih oleh Dedi untuk menunjukkan kepada khalayak ramai bahwa di Purwakarta, Pancasila tidak hanya menjadi kewajiban akademik yang harus dipelajari dalam pelajaran di sekolah. Melainkan menurut dia, Pancasila hidup dan diamalkan dalam keseharian warga Purwakarta.
“Kami di Purwakarta ingin menunjukkan bahwa nilai-nilai Pancasila benar-benar diamalkan oleh warga Purwakarta,” katanya menambahkan.
Kegiatan ini mengundang decak kagum bukan saja dari peserta tetapi juga dari warga masyarakat yang hadir. Salah seorang koordinator peserta, Pendeta Gereja Katolik Salib Suci Purwakarta, Paulinus Widjaya mengatakan kegiatan menjadi perwujudan rasa toleransi yang telah dibina di Purwakarta.