Ketika Mesin Mampu Menari Tradisional

Ternyata bukan waktu yang sedikit untuk dapat menyuruh manusia mesin dapat menari itu, setidaknya Ryan dan teman-temannya membutuhkan waktu hingga lebih dari Tiga tahun untuk melakukan risset. ”Lamanya memang di risset, kalau di pembuatan sebulan juga bisa,” ungkapnya.

Disebutkan Ryan, trial error pun kerap mereka lakukan bahkan diakuinya belum ada satu riset pas begitu dipraktikan, robotnya langsung berhasil sesuai dengan yang diharapkan. ”Kalau sekali langsung jadi, nggak. Tapi kita beberapa kali melakukan trial error. Kalau dibilang lebih dari sepuluh trial errornya, bisa, bahkan bisa lebih,” ungkapnya optimistis.

Ryan dan teman-temannya mengaku, sengaja membuat robot tarian tradisional. Tujuannya untuk mempromosikan tarian daerah tersebut ke kancah Internasional. Dan, ternyata robot buatan Tel-U itu berhasil menyabet juara.

”Tidak mudah untuk sampai tahap ini, tetapi dengan kerja keras dan dukungan banyak pihak, kami bersyukur bisa menorehkan catatan juara di Singapura. Apalagi peserta Singapore Robotic Games 2017 diikuti puluhan universitas ternama dari banyak negara. Tentu ini adalah hasil kolektif, banyak pihak yang mendukung,” kata Pembina robot Telkom University Muhammad Ikhsan Sani dan Simon Siregar, menambahkan.

Dalam ajang kontes KRSTI, Universitas Telkom mengirimkan tim terbaik mereka Roobics untuk KRAI, Arjuna untuk KRPAI, Rostu untuk KRSBI dan Badaya-SAS. Ajang tahunan kompetisi robot antar perguruan tinggi tingkat Nasional diikuti sedikitnya 86 tim robot dari 37 universitas di Indonesia. Mereka akan beradu mahir dari masing-masing teknologi.

Dari Bandung sendiri diperkuat tim tangguh yakni Telkom University, Institut Teknologi Bandung, Universitas Maranatha dan Universitas Pendidikan Indonesia. Seluruh rangkaian kompetisi itu akan dinilai oleh tim penilai profesional, antaranya Profesor Mauridhi Hery Purnomo (Institut Teknologi Sepuluh Nopember), Profesor Benyamin Kusumoputro (Universitas Indonesia), dan 8 juri lainnya melibatkan Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, dan Politeknik Negeri Bandung.

Rektor Telkom University Profesor Mochamad Ashari memberikan apresiasi untuk seluruh peserta yang telah hadir. Terlebih peserta tidak saja dari kawasan Indonesia bagian barat, melainkan banyak dari tengah dan barat.

”Kami sampaikan apresiasi tertinggi untuk seluruh peserta, dari ujung barat Indonesia hingga Timur, pertemuan di Universitas Telkom ini menjadi simbol kebersamaan kita, dalam membangun dan mewujudkan cita-cita bangsa, sebagai bangsa yang maju, tumbuh-berkembang, mandiri dalam hal teknologi dan robotika” ujarnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan