Jeruji, Band Hardcore Punk yang Nekat Tur di 20 Kota Eropa 

Untung, dokumen yang dibutuhkan sudah mereka siapkan jauh-jauh hari. Misalnya, visa Schengen dan SIM internasional. Selain visa, SIM internasional jadi penting karena mereka mengendarai kendaraan sendiri selama tur.

Ginan menyatakan, tur Jeruji kali ini bisa dibilang tur penuh perjuangan. Perjuangan untuk bertahan hidup di negeri yang sangat asing bagi mereka. Promotor yang mengundang Jeruji untuk manggung di Eropa, Deathnoise Production asal Republik Ceko, memang memberikan fasilitas. Namun terbatas.

”Kami dikasih tempat untuk manggung, fee manggung dari tiket, tempat untuk tidur di rumah promotor atau hostel, dan makan. Selebihnya, kami yang menyiapkan sendiri. Termasuk transportasinya,” ungkap Ginan.

Mereka memilih mobil van karena harga sewanya paling murah jika dibandingkan dengan menggunakan pesawat, kereta, atau bus. Untuk moving juga lebih praktis.

Hanya, Jeruji harus extra-effort untuk mengendarai van melintasi kota-kota antarnegara yang sama sekali belum dikenal. Mereka kendarai sendiri. Mereka tidak punya dana untuk menyewa sopir.

Vincent menambahkan, untuk mencapai jarak sekitar 8.900 km itu, para personel Jeruji harus bergantian menyetir. ”Paling sering sih Sani dan Ginan yang memang kuat menyetir lama. Pengex spesialis nyetir malam. Sedangkan Icad khusus dalam kota karena tidak tahan nyetir lama,” jelas Vincent.

”Ada satu rute yang mesti kami tempuh selama 24 jam sejauh 1.800 kilometer. Dari Nantes di Prancis ke Budapest, Hungaria. Kami melewati Belgia, Jerman, Austria. Edan teuing (gila banget, Red),” kata Ginan.

Tantangan lain adalah rute perjalanan yang harus dilalui. Karena sama sekali tidak tahu jalan, global positioning system (GPS) menjadi satu-satunya andalan mereka. Pernah sekali waktu GPS mereka mati di tengah jalan karena kehabisan baterai.

”Kami panik banget. Sama sekali enggak tahu jalan. Jadi, selama GPS di-charge biar nyala lagi, kami memilih untuk berhenti. Daripada nyasar dan malah makin bingung,” ungkap Ginan.

Mereka juga hampir ditahan polisi Polandia karena tidak bisa membayar bensin. Saat itu mereka harus mengisi bensin untuk melanjutkan perjalanan. Sesampai di pom bensin, mereka mengisinya secara swalayan. Namun, mereka dibuat kaget karena saat membayar, euro yang mereka bayarkan tidak diterima.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan