SBMPTN Aman dari Virus Wannacry

jabarekspres.com, BANDUNG TENGAH – Sebanyak 2.455 calon mahasiswa mengikuti Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2017 panlok 34 Bandung kemarin (16/5). Rektor Universitas Padjadjaran (Unpad) sekaligus Penanggung Jawab Computer Based Test (CBT) Nasional Tri Hanggono Achmad mengatakan, pelaksanaan SBMPTN berbasis komputer (CBT) berlangsung lancar. Dirinya mengatakan, pelaksanaan SBMPTN 2017 terbebas dari serangan virus malware Ransomware jenis Wannacry.

”Basic virus masuk ke windows, sedangkan kita menggunakan linux, jadi aman,” ujar Tri di Institut Teknologi Bandung kemarin (16/5).

Tri menuturkan, dalam pelaksanaan SBMPTN 2017, pihaknya menggunakan pola ujian offline dan hanya tersambung dalam jaringan Lokal Area Network (LAN). Sehingga aman dari serangan malware yang telah menyerang komputer lebih dari 100 negara. ”Tidak online, membuat hal itu (serangan malware) tidak akan terjadi,” katanya.

Sementara itu, Sekretaris Eksekutif I Panlok 34 Bandung, Asep Gana Suganda mengatakan, panitia lokal 34 Bandung membagi lokasi ujian tertulis menjadi 57 sektor dengan 249 lokasi di wilayah Bandung. Dari 249 lokasi ujian tersebut, 180 diantaranya merupakan institusi.

Jumlah tersebut dibagi dalam dua lokasi yakni di Kota Bandung berjumlah 2.277 ruang ujian di 229 lokasi dan di Kota Tasikmalaya berjumlah 200 ruang di 20 lokasi.

”Rinciannya untuk di sub-panlok Bandung, SMP 35 ruang, SMA 47 ruang, dan perguruan tinggi 19 ruang. Sementara sub-panlok Tasikmalaya SMA 6 ruang, dan Perguruan Tinggi 1 ruang yakni di Universitas Siliwangi,” ujar Asep sebagaimana dikutip dari Antara.

Adapun untuk jumlah pengawas berjumlah 4.954 orang.”Rinciannya, sub-panlok Bandung 4.554 pengawas dan sub-panlok 400 pengawas,” katanya.

Dalam penyelenggarannya, panitia memberikan batas waktu toleransi sekitar 30 menit bagi para peserta yang terlambat masuk ruang ujian SBMPTN 2017.

Sementara itu, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir dalam siaran tertulisnya mengingatkan, panitia SBMPTN tidak dikriminatif terhadap peserta berkebutuhan khusus. Semua peserta harus dilayani dengan baik. Peserta disabilitas dan berkebutuhan khusus tetap mengerjakan materi soal yang sama dengan peserta biasa.

Nasir menyatakan, masyarakat memiliki hak yang sama untuk mendapatkan akses ke dunia pendidikan hingga jenjang tertinggi. Panitia juga harus memastikan ujian tulis SBMPTN tahun ini bebas dari praktik percaloan. Pantia dan peserta jangan ragu untuk melaporkan kecurangan tersebut kepada polisi agar bisa diproses dengan hukum pidana.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan