Kisah Rumah Cemara Boxing Camp (RCBC) Melawan Jerat Narkoba

Eva bukan pecandu biasa. Karena narkotika, dia juga menjadi orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Fisiknya pun melemah gara-gara virus itu. Tapi, rupanya tinju juga menjadi berkah tersendiri untuk Eva. Meski harus berjibaku dengan HIV/AIDS, kesehatannya kini lebih prima. ”Rupanya kesehatan saya terbantu dengan tinju,” ucapnya. Status ODHA itulah yang membuat Eva meminta foto dirinya tidak dipublikasikan.

Mengidap HIV/AIDS yang menggerogoti daya tahan tubuh atau imunitas membuat Eva harus cek ke dokter enam bulan sekali. Tujuannya, memantau perkembangan virus serta imunitasnya. Ketika rutin cek itulah, dia diberi tahu dokter bahwa imunitasnya ternyata meningkat. ”Dokter sampai heran karena imunitas saya makin kuat. Itu pasti karena tinju,” katanya.

Meski begitu, bukan hanya tinju yang membuatnya mampu melawan rasa kecanduan dan HIV/AIDS. Teman-temannya yang tergabung dalam RCBC memberikan kekuatan tersendiri. Eva merasa mereka memperlakukannya layaknya keluarga. ”Saking dekatnya dengan mereka semua, mereka mengetahui bahwa saya sedang ingin menggunakan narkoba. Mereka lalu memberi semangat agar saya melawannya,” jelas dia.

Bahkan, salah seorang manajer RCBC memberikan nasihat yang begitu kuat kepadanya. Nasihat itu bukan hanya kata-kata, tapi juga memberikan tanggung jawab dengan menjadikannya staf pengembangan olahraga di Rumah Cemara.

”Kerjaan saya menjadi pembicara agar menginspirasi pengguna lepas dari narkoba. Beberapa kali juga bertanggung jawab untuk mengoordinasi anak-anak yang berkompetisi sepak bola di luar negeri,” urainya.

Saat itulah manajernya tersebut memberinya nasihat yang terus terngiang di telinga. ”Kamu sudah menjadi inspirasi untuk pengguna berhenti memakai narkoba. Kamu juga mengoordinasi anak-anak berkompetisi. Malu kan kalau masih memakai (narkoba),” ujar Eva menirukan manajernya. ”Itu memperkuat saya untuk stop pakai narkoba,” imbuhnya.

Begitu kuatnya narkoba berupaya memperbudak penggunanya terlihat dari upaya atlet-atlet di RCBC. Koordinator dan Manajer RCBC Yana Suryana, 36, mengungkapkan, berkali-kali saat berlatih tinju, para pengguna narkoba terlihat resah. Tidak fokus saat berlatih memukul maupun dipukul. ”Kalau terlihat gejala seperti itu, pasti kecanduannya kembali muncul,” ucapnya.

Karena itulah, teman-teman yang lain biasanya memberi semangat agar mereka yang tengah berjuang melawan candu itu terus berlatih: memukul dan berteriak lebih keras. ”Dengan itu, desakan candu bisa diredam,” katanya.

Tinggalkan Balasan