Pembangunan danau retensi, sebagai salah satu proyek penanggulangan banjir di Kota Bandung saat ini sudah mulai dilelangkan. Titik pertama yang akan dibangun Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Pekerjaan Umum adalah di Kelurahan Sarimas. Karena wilayah tersebut merupakan daerah rawan banjir.
”Wilayah itu merupakan daerah pertemuan dua sungai, yakni wilayah Sukamiskin dan Cikadut. Makanya volumenya bisa jauh lebih besar,” kata Deni.
”Kolam retensi di Perumahan Sarimas berfungsi menahan banjir yang termasuk ke aliran Sungai Cikiley,” jelas Staf Bidang Perencanaan Sumber Daya Air Yudi Gumelar.
Menurut Yudi, proyek danau retensi ini bisa dijadikan solusi supaya air yang bermuara di Sarimas bisa ditahan untuk kemudian dialirkan kembali ke sungai yang terhubung. Rencananya kapasitas danau ini di desain bervolume 6000 meter kubik dan akan dibangun dalam waktu 5 bulan.
Proyek ini akan dimulai pada awal mei 2017 dan dananya sendiri sepenuhnya menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2017 senilai Rp 10 miliar.
Selain di Sarimas, danau retensi juga akan dibangun di Sinaraga, Bima, Babakan Jeruk, dan Gedebage. ”Pembangunan danau-danau retensi akan didanai oleh APBD, semoga danau retensi bisa menanggulangi banjir yang selalu menjadi masalah di wilayah perkotaan.” ujar Yudi.
Yudi juga mengimbau, selain usaha yang saat ini dilakukan oleh pemkot, masyarakat juga harus membantu pemerintah dengan tidak membuang sampah sembarangan. ”Harapannya, danau retensi ini bisa selesai dengan cepat, selain itu kami juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak lagi membuang sampah ke sungai. Karena penyebab utama banjir adalah sampah yang berasal dari masyarakat sendiri,” ucap Yudi. (zeldy-job/fik)