Tim Salvage, Pasukan Khusus untuk Evakuasi Pesawat Tergelincir

Peralatan didaratkan di bandara terdekat, lalu dibawa melalui jalur darat. Meskipun demikian, harus tetap ada peralatan pendukung di tiap daerah bila sewaktu-waktu dibutuhkan.

Hanya, setiap insiden memiliki tantangan yang berbeda. Sunyoto, anggota lain tim itu, pernah terlibat penanganan insiden pesawat Kalstar di Bandara El Tari, Kupang, pada Desember 2015. Karena peralatan pendukung dari daerah sulit didapatkan, munculah ide kreatif.

Kebetulan, roda pesawat bagian kanan patah. Akhirnya, dibuatlah rel darurat agar badan pesawat tetap bisa ditarik tanpa roda. ”Itu evakuasi paling lama. Kami butuh waktu seminggu,” tutur ayah empat anak tersebut.

Lain lagi dengan yang terjadi di Gorontalo. Ketika akhirnya pesawat berhasil dikeluarkan dari TKP, traktor yang akan digunakan untuk menarik pesawat tidak mampu. ”Jadi, dibantu pakai tenaga orang. Ada mungkin 200 orang, sampai kapten dan kopilot ikut mendorong,” timpal Sadino, lantas tertawa. Pengalaman dan kreativitas itu pada akhirnya membuat tim Salvage dipercaya untuk menangani berbagai macam insiden.

Meskipun demikian, tidak jarang para pihak terkait terkecoh dengan penampilan para anggota tim Salvage. Bagaimana tidak, badan para anggota tim itu tidak bisa dikatakan gagah layaknya pasukan khusus TNI. Bahkan, sebagian di antara mereka kurus seperti Sunyoto dan Sadino.

Ketika mereka tiba, tidak jarang pihak bandara atau petugas maskapai yang belum mengenal mengernyitkan dahi. ”Kok badannya kecil-kecil,” ucap Sunyoto, lantas terkekeh. Mereka baru percaya setelah ditunjukkan lisensi yang dimiliki tim Salvage.

Lisensi itu memang menjadi syarat utama tim Salvage. Tidak semua anggota tim ARFF Bandara Soetta bisa menjadi anggota tim Salvage. Anggota tim Salvage yang lulus diklat akan mendapatkan lisensi dari Kemenhub. Lisensi itulah yang menandakan bahwa mereka memiliki kualifikasi untuk menangani insiden pesawat tergelincir.

Selama satu bulan, para anggota tim Salvage dibekali berbagai pengetahuan dan simulasi penanganan pesawat tergelincir. Mulai pengenalan jenis pesawat, penentuan posisi, pemindahan pesawat, hingga beberapa ilmu lain. Namun, tidak jarang di lapangan tim mendapati sesuatu yang benar-benar berbeda. Di situlah pengalaman yang berbicara.

Tinggalkan Balasan