Optimalkan Potensi Energi Batu Bara, Jepang Tawarkan Kerja Sama

bandungekspres.co.id, SOREANG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung mendapat tawaran kerja sama dari Pemerintah Jepang, dalam hal konservasi energi. Negara Matahari Tersbit itu akan membantu pengoptimalan potensi energi seperti batu bara di perusahaan industri.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Asep Kusumah menerima langsung kunjungan perwakilan Pemerintah Jepang tersebut di Ruang Kerjanya kemarin (19/1). Asep mengatakan, konservasi energi menjadi sebuah kebijakan yang sangat penting terkait dengan isu lingkungan di dunia termasuk di Kabupaten Bandung.

”Pemerintah Jepang menawarkan kerja sama dalam bentun transfer energi dan ilmu dalam pemanfaatan batu bara agar lebih optimal untuk efisiensi energi. Dan fokusnya bagaimana konservasi energi bisa dilakukan di kawasan industri,” ujar Asep.

Menurut Asep, selama ini pembakaran batu bara mendominasi industri, namun dari penelitian ternyata pemakaiannya tak benar sehingga boros dan menimbulkan limbah.

”Makanya Pemerintah Jepang siap mengadakan percontohan di dua pabrik yang ada. Sehingga nantinya bisa dicontoh industri lainnya. Dari pihak sana (Jepang, red) sudah menghubungi Kementerian Lingkungan Hidup dan komitmen dengan BPLHD Jabar, untuk konservasi energi di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung,” katanya.

Dirinya menuturkan, dalam koservasi energi ini ada teknologi yang bisa dikembangkan, dari mulai cara pemanfaatan batu bara sebagai sumber energi perusahaan bisa dilakukan penghematan. Kemudian juga bisa dikurangi dampak polutan yang ditimbulkan serta pemanfaatan teknologi panas yang dihasilkan sehingga tidak ada energi panas yang terbuang.

”Ini akan jadi kabar gembira untuk peningkatan kualitas lingkungan di Kabupaten Bandung. Kami berharap, proses penjajakan ini bisa segera dituangkan, dan prakteknya bisa segera dijalankan,” harapnya.

Pemanfaatan teknologi yang ditawarkan kepada pihaknya. lanjut Asep, tidak memerlukan investasi yang besar. Sebab, proses yang dilakukan untuk pemanfaatan batu bara ini dengan pendekatan keilmuan yang diyakini bisa lebih optimal.

”Hanya ada satu alat yang butuh investasi, untuk Pemanfaatan energi panas bisa kembali. Memang, harus ada investasi infrastrukturnya. Nilai harga invwstasi dikisaran 1 juta Yen atau Rp 100 juta. Tapi itu bisa dilakukan atau tidak. Yang paling penting bagaimana memanfaatkan pengelolaan batu bara yang selama ini konvensional menjadi lebih berpihak kepada lingkungan,” terangnya.

Tinggalkan Balasan