Turitan Indaryo, Pimpinan di Balik Proyek Pembuatan Kapal Perang Filipina

Langkah itu lebih efisien dan mempercepat waktu. Semua tahap selesai dalam waktu bersamaan. Selanjutnya, tahap-tahap tersebut digabungkan dan membentuk satu rangkaian LPD yang megah. Konsep itulah yang diterapkan untuk pembuatan dua kapal perang pesanan Filipina. Karena itu, PT PAL bisa membuat dua unit kapal dalam dua hingga tiga tahun. ’’Padahal, biasanya butuh waktu lima sampai enam tahun untuk satu kapal,’’ ucapnya.

Pria kelahiran Lamongan itu menegaskan, kapal buatan PT PAL mampu bersaing dengan kapal buatan negara lain. SSV yang dipesan Filipina, misalnya. Kecepatan maksimalnya bisa mencapai 16 knot atau lebih dari 32 kilometer per jam. Saat direm, tenaga secara tiba-tiba dinolkan, kapal tetap stabil. ’’Itu salah satu bukti kapal kami berani bersaing,’’ jelasnya.

Kapal yang sedang dikerjakan di PT PAL saat ini merupakan pesanan kedua Filipina. Rencananya, SSV tersebut dikirim lebih cepat dari jadwal yang ditentukan, yakni Mei 2017. PT PAL banyak belajar dari proses pembuatan kapal SSV yang pertama. Produk tersebut sesuai dengan standar mutu Lloyd’s Register. Itu adalah lembaga yang mengeluarkan baku mutu atau standar akreditasi dengan standar internasional. ’’Kami tidak ingin mengecewakan pasar,’’ jelas Ayok.

Rencananya, kapal SSV yang sudah diluncurkan itu diberi nama Davao Del Sur. Nama tersebut diambil dari provinsi tempat kelahiran Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Panjang kapal mencapai 123 meter dengan lebar 21,8 meter. Kecepatan kapal 16 knot dengan ketahanan berlayar selama 30 hari di laut lepas.

Kapal itu mampu memuat tiga helikopter beserta hanggarnya. Selain itu, kapal tersebut memiliki kemampuan mengangkut dua kapal landing craft utility (LCU). Daya tampung kapal untuk kru 120 orang dan pasukan 500 orang. Total seluruhnya mencapai 620 orang.

Selain kapal pesanan Filipina, PT PAL sedang mengerjakan kapal jenis frigate pesanan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dan satu unit tugboat pesanan TNI-AL. Total ada tiga kapal yang sudah diluncurkan dan tinggal menunggu masa pengiriman.

Ayok berharap pemerintah Indonesia bisa memanfaatkan kemampuan PT PAL. Sebab, produk kapal tidak kalah dengan negara lain. Secara teknis, kemampuan kapal buatan PT PAL sebanding dengan produk luar negeri. ’’Kami selalu utamakan kualitas. Karena itu, tidak perlu khawatir dengan kemampuan produk PT PAL,’’ ujarnya.

Tinggalkan Balasan