bandungekspres.com, NGAMPRAH – Warga Kampung Cikatomas, Desa Citatah, Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat yang menjadi korban pergerakan tanah harus direlokasi ke tempat yang lebih aman. Mereka dipastikan tidak bisa lagi bertempat tinggal di tempat lama lantaran dinyakan tidak aman. Hal itu juga didasari oleh hasil kajian dari Badan Geologi bahwa perkampungan tersebut sudah tak layak di tempati lantaran gerakan tanah terus terjadi.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung Barat Dicky Maulana mengungkapkan, surat dari Badan Geologi diterima oleh BPBD baru-baru ini. Hasil kajiannya menunjukan, bahwa Kampung Cikatomas itu sudah tidak layak di tempati oleh warga. ”Karena berdasarkan kajian memang di sana terus terjadi pergerakan tanah sehingga harus pindah ke lokasi yang lebih aman,” katanya kepada wartawan di Ngamprah, kemarin (30/11).
Saat ini, kata dia, sekitar 40 keluarga dari Kampung Cikatomas masih mengungsi di GOR Desa Citatah. Mereka telah mempati pengungsian sejak 18 November lalu, sehari setelah gerakan tanah menerjang kampung mereka. Lebih jauh Dicky menuturkan, selanjutnya pemerintah daerah akan berupaya secepat mungkin merelokasi warga. Pihaknya tengah berkomunikasi dengan pemerintah desa setempat untuk mencari lahan relokasi.
”Kami juga saat ini akan mencari lokasi baru bagi para warga untuk nantinya menjadi hunian tetap. Kami juga upayakan mendapatkan bantuan dana relokasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana,” ujarnya.
Sambil menunggu kepastian lahan relokasi, lanjut dia, warga Kampung Cikatomas masih akan tetap menempati pengungsian. Selama masa tanggap darurat, yakni hingga 4 Desember, pasokan logistik kepada para korban gerakan tanah terus didistribusikan. Sementara itu, sebanyak 86 jiwa dari 28 keluarga di Kampung Balekambang, Desa Cirawamekar, Kecamatan Cipatat juga mengungsi di madrasah akibat gerakan tanah yang melanda kampung mereka. Kampung itu masih satu jalur dengan Kampung Cikatomas.
”Kondisi permukiman di Kampung Balekambang tidak merata. Posisinya naik turun. Akibat gerakan tanah, 28 rumah rusak, 4 di antaranya roboh,” ujar Dicky.
Menurut Dicky, warga Kampung Balekambang kemungkinan juga akan direlokasi. Sebab, gerakan tanah juga terus terjadi setiap hari. ”Mereka mengungsi sejak sepekan lalu. Kami juga terus memberikan bantuan logistik bagi para pengungsi di sana,” kata Dicky.