bandungekspres.co.id, Bandung – Permainan Persib Bandung dinilai kian menurun. Padahal, setahun lalu Maung Bandung mampu menjadi yang terbaik di ajang Piala Presiden 2015.
Tercatat, saat ini Persib Bandung berada di posisi ke-10 pada klasemen sementara Torabika Soccer Championship (TSC) A 2016.
Menyikapi hal itu, Tony Sucipto menjadi salah satu saksi ketika timnya mengangkat trofi Piala Presiden. Di sisi lain, dia juga saat ini merasakan betul betapa buruknya performa Persib di TSC 2016.
Musim ini Maung Bandung memang cukup banyak ditinggalkan pemain yang berjasa besar memberikan kontribusi untuk meraih gelar kampiun. Sebut saja Makan Konate, Ilija Spasojevic, Dedi Kusnandar, juga trio Sriwijaya FC Firman Utina, Supardi Nasir dan M Ridwan.
”Waktu itu kita bisa jadi juara dengan jangka waktu tiga tahun untuk juara. Kita membutuhkan proses, dan lagi ini adalah sebuah tim bukan individu,” kata Toni di Mes Persib Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, kemarin (19/10).
Saat ini timnya banyak dihuni oleh pemain anyar. Tony menilai, bukan tak mampu memberikan kontribusi lebih besar, namun para pemain membutuhkan proses agar kian padu.
”Harus satu tujuan. Menyatukan satu tujuan itu kan susah,” ucapnya.
Dia mengatakan, menjadi juara di Piala Presiden menjadi gambaran dan pelajar untuk Persib. Dia berharap, semangat dulu menjadi gambaran meraih prestasi yang sama. ”Minimal solid,” ucapnya.
”Untuk mewujudukannya tentu harus kembali mencontoh program yang terbukti sukses itu,” sambungnya.
Di musim 2016 ini Maung Bandung seakan kehilangan tajinya. Tak pernah meraih poin pada laga tandang di putaran dua TSC menjadi rapot merah skuad Djadjang Nurdjaman.
Tak ayal, melempemnya performa Persib pun menjadi sorotan bobotoh. ”Sekarang bobotoh banyak ngomongin Persib mainnya jelek. Ya memang kita sebagai pemain maklum,” ungkapnya.
Sementara itu, pelatih penjaga gawang Persib Bandung, Anwar Sanusi menilai, penampilan Muhammad Natshir dalam empat pertandingan di putaran kedua TSC 2016 sudah cukup bagus.
Menurutnya, meski pada duel tandang kontra Mitra Kukar, Deden sapaan akrabnya, harus kebobolan dua gol lewat tendangan penjuru. Namun hal itu bukan hanya kesalahan dari penjaga gawang.