Biaya Promosi Miliaran, PAD Minim

bandungekspres.co.id, NGAMPRAH – Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari objek wisata yang dikelola tidak sebanding dengan anggaran promosi. Anggaran promosi di Bidang Pariwisata Bandung Barat tahun 2016 mencapai Rp1,8 miliar.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bandung Barat saat ini hanya mengelola tiga objek wisata. Diantaranya, Situ Ciburuy di Padalarang, Gua Pawon di Cipatat, dan Curug Malela di Kecamatan Rongga. Lahan ketiga objek wisata tersebut sebagian besar milik perorangan dan Perum Perhutani.

”Minimnya PAD yang kami dapatkan dikarenakan assetnya tidak sepenuhnya milik pemkab. Sehingga dalam melakukan penataan tidak begitu maksimal,” ujar Kepala Disbudpar  Bandung Barat Wawan Herawan di Ngamprah, Senin (26/9).

Diungkapkan Wawan, ketiga objek wisata tersebut minim kontribusi terhadap PAD dari sektor pariwisata. Situ Ciburuy hanya menyumbang Rp28 juta per tahun. Sedangkan Curug Malela dan Guha Pawon masing-masing hanya Rp 5 juta per tahun.

Satu-satunya objek wisata yang menyumbang PAD terbesar hingga Rp200 juta per tahun, yaitu Maribaya Hot Spring and Resort. Itu pun setelah dikerjasamakan dengan pihak ketiga, yakni PT Akurasi Kuat Mega. Meski menjadi wisata unggulan, ketiga destinasi wisata tersebut masih minim penataan.

Situ Ciburuy misalnya, masih dihantui tumpukan sampah dari warga sekitar. Sebab, areal wisata tersebut berdampingan dengan permukiman warga. Sementara itu, akses jalan menuju Curug Malela dan Guha Pawon masih buruk. Hal itu tentu saja mengganggu kenyamanan para pengunjung.

Selain minim penataan, promosi yang dilakukan pun terkesan seadanya. Hanya melalui pamflet dan brosur dari pameran ke pameran ditambah promosi di internet dan media massa.

”Promosi yang kita lakukan seperti memasang di baligho, mengikuti pameran dan juga melalui brosur. Itu upaya yang kami lakukan,” ungkapnya.

Padahal, dana promosi pariwisata nasional tahun ini secara keseluruhan mencapai Rp3 triliun. Dana itu hanya bisa dikucurkan jika ada pengajuan dari pemerintah daerah. Namun, Pemerintah Bandung Barat belum mau memanfaatkannya.

”Sejauh ini kami belum mengajukan untuk mendapatkan dana promosi dari pusat,” tegasnya.

Menurutnya, potensi pariwisata tidak hanya diukur dari penerimaan daerah. Namun, bisa juga berdampak terhadap perekonomian masyarakat di sekitar lokasi objek wisata. ”Harapan kami keberadaan objek wisata ini mampu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar,” pungkasnya. (drx/nit)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan