bandungekspres.co.id, JAKARTA – Prgram satu desa satu produk akan mempermudah aktivitas perdagangan online (e-commerce) produk desa. Dengan begitu, jaringan pasar perdesaan akan menjadi semakin luas.
”Program desa online bisa dikaitkan dengan E-Commerce, tapi kalau tidak ada produk unggulan dalam 1 kecamatan atau minimal 1 desa, untuk E-Commerce juga susah,” kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Sandjojo, kemarin (24/8).
Eko mengatakan, lebih dari separo masyarakat Indonesia saat ini berada di desa, dan mayoritas masih hidup di bawah garis kemiskinan. Menurutnya, terdapat 74.754 desa di Indonesia yang jika diberdayakan, akan memberikan dampak ekonomi luar biasa untuk bangsa.
”Tugas kita cuma satu, yaitu bisa meningkatkan taraf hidup desa. Sudah saatnya kita tidak hanya fokus pada infrastruktur tapi sudah waktunya kita melakukan pemberdayaan ekonomi juga,” ujarnya.
Menurut Eko, aliran dana yang masuk ke desa baik dana desa dari APBN maupun Alokasi Dana Desa (ADD) dari pemerintah daerah, dapat dimaksimalkan untuk mendatangkan income (pendapatan) ke desa. Salah satu upaya adalah melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Selanjutnya, kata dia, dengan perusahaan swasta dan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) bisa menginvestasi ke desa dalam bentuk pasca panen.
”Kita upayakan agar bagaimana industri bisa masuk ke desa. Atau desa bisa bikin pelatihan yang bisa bekerja di luar desa, sehingga bisa membawa income masuk ke desa,” terangnya.
Terkait hal tersebut, Eko mengaku telah memberikan kewenangan setiap kedirjenan untuk saling bersinergi dalam melaksanakan program-program kementerian. Eko menegaskan, cara pandang yang masih mengatakan bahwa Kemendes PDTT merupakan gabungan dari 3 kementerian yakni kementerian transmigrasi, PDT, dan kementerian desa harus dihapuskan.
”Saya empower dirjen-dirjen saya, nggak boleh ada yang mengganggu. Bahwa kita adalah satu kementerian baru. Nggak ada geng-gengan lagi,” tegasnya. (tyo/rie)