SEJAUH-jauhnya bangau terbang, jatuhnya ke pelimbahan juga. Sejauh-jauhnya para pemain Borussia Dortmund pergi meninggalkan Signal Iduna – homeground Dortmund, suatu saat mereka pasti kembali ke Signal Iduna juga. Peribahasa itu akan semakin lengkap kaitannya andaikan Mario Goetze beberapa hari ke depan mendarat lagi di Signal Iduna dari Bayern Muenchen.
_______
Ya, Die Borussen – julukan Dortmund – sudah tidak ubahnya seperti sebuah tempat bagi mereka yang tidak mampu move on. Tentunya move on dengan klub elit dari kota bernama Dortmund yang ada di pinggiran Sungai Ruhr. Tanyakan kepada dua penggawa Dortmund musim ini, Nuri Sahin dan Shinji Kagawa.
Kedua pemain tersebut kembali lagi ke Dortmund setelah sempat meninggalkan klub tersebut di musim sebelumnya. Kagawa misalnya. Pemain berkebangsaan Jepang itu sempat berharap banyak saat dilego Dortmund ke Manchester United pada musim panas 2012. Nyatanya, Kagawa hanya bertahan di Manchester dua musim saja.
Kagawa dilepas United bersamaan dengan berakhirnya rezim Sir Alex Ferguson. Pemain Jepang pertama yang mengangkat trofi Premier League itu dijual dengan harga murah pada musim panas 2014. Datang dengan nilai transfer 18 juta euro (Rp 230,8 miliar), Kagawa dijual United dengan harga hanya 8 jutaan euro (Rp 115,4 miliar).
Nah, begitu masuk dalam daftar jual, hanya satu klub yang ada dalam bayangan pemain berusia 27 tahun itu. Dortmund. Kebetulan, Dortmund juga masih menginginkan namanya. ’’Di mana pun saya bermain, saya selalu mengingat klub ini (Dortmund),” ucapnya saat kali pertama kembali ke Dortmund, sebagaimana dikutip dalam situs resmi klub.
Bagi Kagawa, dua musim 2010 sampai 2012 setelah Dortmund menerbangkannya dari Cerezo Osaka itu selalu terkenang di dalam benaknya. ’’Saya tidak pernah lupa dengan fantastisnya pendukung klub ini, dan kenangan selama di kota ini pun selalu saya simpan di hati saya,” ungkap Kagawa. Wajar karena Dortmund kota pertama yang membuatnya beradaptasi dengan kultur Eropa.
Kagawa masih ingat apa isi pidato perpisahannya sebelum terbang ke Manchester. Dia berharap dapat memenuhi impian liarnya untuk menjejak di Premier League yang notebene kompetisi bergengsi di Eropa. Hanya memenuhi mimpi-mimpinya saja. Sedangkan jauh dalam lubuk hatinya, Dortmund-lah klub itu.