Joe Taslim Menembus Batas Ferfilman

Sempat menulis di Instagram bahwa itu film tersulit. Kenapa?

Itu peran yang paling menantang. Aktingnya enggak biasa banget. Teknisnya juga nggak biasa. Kalau jadi polisi atau dokter, kan bisa dibayangkan. Sedangkan ini seperti menciptakan sendiri karakter itu. Tapi, saya bekerja sama dengan Justin Lin dan aktor-aktor hebat. Meski berat, syutingnya tetap terasa seru.

Ada treatment khusus sebelum action bela diri?

Saya mantan atlet. Jadi, menjaga kebugaran sudah jadi etos kerja saya. Persiapan sudah saya lakukan jauh-jauh hari. Mendekati syuting, lebih banyak konsultasi dengan tim koreografi. Fisik saya sudah siap. Tinggal menyesuaikan dengan teknisnya.

Seperti apa sih rasanya bisa bekerja sama dengan aktor-aktor dunia di film ini?

Seneng banget! Waktu kami makan malam bareng, itu wow banget. Wah, saya bisa duduk bareng sama pemain utamanya. Itu unforgettable moment. Tapi, enggak saya ungkapin kalau saya kagum, takut norak. Hehehe. Kehormatan sekali bisa mewakili Indonesia dan Asia di film itu.

Bagaimana kedekatan antar pemain selama proses syuting?

Sangat baik dan harmonis. Jadi, selama syuting sekitar empat bulan, kami bareng-bareng. Ada grup WhatsApp juga. Pasti ada dinner seminggu sekali. Saya dekat dengan semuanya. Tapi, yang paling dekat dengan Simon Pegg, Zoe Saldana, dan Chris Pine.

Sudah lihat filmnya? Kira-kira seperti apa ekspektasi Joe?

Saya belum lihat filmnya. Rencana baru tanggal 18 (kemarin, Red), event screening sama media. Saya selalu memperlakukan produksi film saya seperti memperlakukan keluarga. Terutama saya dari Indonesia. Apalagi, di Indonesia Star Trek mungkin enggak sekuat di AS. Ekspektasi saya, film Star Trek bisa dicintai dan anak muda yang belum tahu Star Trek akhirnya tahu serta suka.

Rencana karir Joe ke depan?

Saya ingin selalu bermain film. Belum mau terpecah fokusnya. Lagi pengin banget main film Indonesia lagi. Untuk karir internasional, akan terus mendaki. Walaupun saya sudah ada di dua film besar, saya rasa itu belum cukup. Jadi, saya butuh dua atau tiga film (internasional) lagi mungkin. Sampai bisa menjadi orang Indonesia yang mungkin bisa menanamkan kaki saya di Hollywood. Bukan cuma kebetulan belaka, tapi ingin benar-benar dikenal global dan dipercaya. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan