Fedofilia Menggurita di Sukabumi

Berdasarkan pengamatannya, kejadian kasus kekerasan seksual pada anak ini jarang dilakukan oleh orang asing. Sementara anak-anak sendiri memiliki pertahanan diri sendiri untuk tidak percaya kepada orang yang tidak dikenal. Kenyataan ini membuat Lilis terus memutar otak dan mencari strategi untuk menanggulangi masalah seperti ini.

”Makanya kami akan perbanyak sosialisasi kepada masyarakat. Terusama mengenai sosialisasi pendidikan seksual terhadap anak, juga yang lebih penting sosialisasi kepada orang tua,” katanya.

Lilis akan berpikir keras solusi dan inovasi apa yang harus dilakukan ke depan. Sebab, titik masalahnya adalah ada di orangtua. Mereka dipandang harus tahu mengenai pendidikan seksual yang benar. Dengan begitu, tidak terjadi kasus kekerasan pada anak. ”Terutama sosialisasi orang-orang berpendidikan minim, ini nanti kami akan tingkatkan,” jelasnya.

Diharapkan dengan sosialisasi yang akan dilakukannya nanti, kasus kekerasan seksual terhadap anak bisa berkurang. Bahkan, orangtua dan anak-anak bisa mengetahui hal-hal yang mengarah pada pelecehan seksual. Sehingga mereka bisa mencegah terjadinya kasus tersebut.

”Nantinya kami memberikan sosialisasi melalui buku dan presentasi, baik kepada guru, orangtua, maupun anak. Setiap tahun kami akan melakukan evaluasi untuk memgetahui seperti apa perkembangan masyarakat setempat mengenai aktivitas sosial,” tuturnya.

Ditambahkannya peran masyarakat sangat diharapkan, jika memang ada kasus seperti itu, terang Lilis, masyarakat bisa melaporkannya ke BPMPKB. Nanti pihaknya akan jemput bola menangani permasalahan seperti itu. Sebab, perlu adanya penyembuhan trauma pasca kejadian, jangan sampai dibiarkan nanti menjadi berbahaya.

”Kami tidak hanya melakukan treatment healing terhadap korban saja melaikan pelaku juga kami berusaha akan sembuhkan namun tentu saja bekerjasama dengan lembaga lainnya, seperti rumah sakit, “ jelasnya. (ndi/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan