Terkait Penemuan Vaksin Ilegal, Bio Farma Klaim Tak Ada Kebocoran

bandungekspres.co.id, BANDUNG – Penemuan vaksin ilegal di Tangerang mendapat reaksi cepat dari produsen vaksin Indonesia PT Bio Farma. Selama ini, pihak PT Bio Farma menjamin vaksin produksi Bio Farma dalam pengawasan ketat mulai dari produksi hingga penyaluran.

Kepala Divisi penjualan dalam negeri PT Bio Farma Drajat Alamsyah meminta, masyarakat khususnya pihak yang terkait langsung dengan penggunaan vaksin agar lebih waspada. Meski memang, pembuktian palsu atau tidak, baru bisa dibuktikan dengan uji laboratorium.

”Tapi secara kasat mata produk palsu dapat dibedakan dari bentuk kemasan yang lebih kasar, nomor batch obat yang tidak bisa terbaca jelas dan rubber stoper (tutup vial) ada perbedaan warna dari produk asli,” papar Drajat di Kantor di Kantor PT Bio Farma Jalan Pasteur, Kota Bandung, kemarin (24/6).

Tidak hanya dari kemasan, namun dari sisi harga pun umumnya lebih murah dari harga distributor. Drajat mengungkapkan, produksi  vaksin Biofarma dibuat dengan standar ketat yang ditetapkan World Health Organization (WHO), organisasi kesehatan dunia di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sehingga produk PT Bio Farma sangat terjaga.

”Dengan pengawasan ketat ini tentu saja produk kami sangat terjaga otentik dan kualitasnya,” ungkapnya.

Drajat memaprkan, untuk distribusi vaksin dalam negeri, pihaknya juga pastikan keamanan distribusi dengan pengiriman ke dinas kesehatan provinsi. Sedangkan untuk swasta, didistribusikan melalui distributor resmi dan diaudit secara periodik.

Dengan demikian, kata dia, tidak akan ada kebocoran pengiriman yang kemudian bisa disalahgunakan para oknum. Selain itu, pihaknya juga rutin memberikan sosialisasi kepada user untuk dapat membedakan kemasan vaksin yang palsu dan asli.

”Kami sudah berkoordinasi dengan pihak terkait, termasuk Kemenkes dan BPOM Untuk permasalahan peredaran vaksin palsu tersebut,” tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, pemalsuan produk bioteknologi kedokteran kian mengerikan. Kemarin, (Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim mengungkap adanya enam jaringan pembuat vaksin palsu untuk bayi. Di antaranya, vaksin polio, campak, dan bacillus calmette-guerin (BCG). Dampak penggunaan vaksin palsu itu sedang dianalisis di laboratorium.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan