Etos Kerja Muslim

Oleh karena itu, sesunggunya manusia dalam hubungannya dengan kehidupan di dunia dan akhirat dapat terbagi menjadi tiga golongan, yaitu: (1) mereka yang menyibukkan dirinya untuk kehidupan akhirat dan mengabaikan kehidupan dunia; (2) mereka yang lebih menyibukkan dirinya untuk kehidupan dunia dan mengabaikan kehidupan akherat; (3) orang yang berada diantara keduanya, yakni mereka yang mau menyeimbangkan antara kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat.

Islam menuntun kita untuk senantiasa berada pada jalur keseimbangan antara kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat. Kita ingin berada pada predikat orang sukses yang mampu memadukan dan menyeimbangkan dua hal tersebut. Sehingga, kehidupan yang sedang kita jalani ini merupakan sarana (wasail) untuk investasi masa depan kita di akhirat nanti.  Rasullah Saw bersabda  ”Ad dunya mazruatul Akhirah,” artinya: Dunia adalah tanaman yang buahnya dipetik diakhirat.

Allah Swt juga berfirman: ”Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan jangan kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi, sesunguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”

Dengan demikian, dalam membangun dan mengisi kehidupan diperlukan sejumlah keakhlian (kompetensi) yang memadai agar apa yang kita usahakan dan apa yang ingin kita raih dapat tercapai secara optimal dan terukur.

Menariknya, semua ajaran tentang etos kerja yang tinggi ini, sesungguhnya telah dicontohkan dengan sangat jelas oleh Rasulullah SAW pada bulan Ramadan terutama pada sepuluh hari terakhir Ramadan.

Kerja keras dalam beramal saleh yang diajarkan untuk mencapai balasan Lailatul Qadar adalah sebuah latihan bagaimana pentingnya etos kerja tinggi untuk mencapai cita-cita. Karena itulah, pribadi dengan etos kerja yang tinggi semestinya dan seharusnya merupakan buah dari tempaan selama bulan Ramadan. Hal ini seharusnya menjadi bekal bagi segenap masyarakat Jawa Barat dalam menyonsong kehidupan di masa yang akan datang dengan lebih baik.

Semangat yang ditularkan selama Ramadan seperti melaksanakan qiyamul lail, membaca alquran, serta mengejar lailatul qadar merupakan contoh bahwa umat Islam sesungguhnya memiliki semangat tinggi dalam mewujudkan etos kerja yang produktif. Kerelaan umat Islam mengisi malam-malan terakhir di bulan Ramadan sungguh merupakan pemandangan yang menakjubkan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan