Etos Kerja Muslim

Pemandangan yang sama, di mana seseorang mengisi malam-malam dengan amal dan kerja juga dengan mudah kita jumpai di negara-negara maju dengan etos kerja yang tinggi. Jika hasil tempaan Ramadan ini dapat terus dijaga setelah selesai Ramadan, maka sangat wajar jika memiliki mimpi untuk sejajar, bahkan lebih tinggi dari bangsa-bangsa yang maju di dunia.

Kita bisa mengambil contoh Ibnu Khaldun sebagai peletak ilmu sosial, Umar Bin Abdul Azis yang ahli ekonomi dan khalifah. Kemudian, Ibnu Sina yang akhli di bidang kedokteran.

Sosok Nabi Muhammad Saw itu sendiri, sukses di bidang dakwah dan perdagangan. Di usia 12 tahun, telah berdagang ke Syam bersama pamannya. Baginda Nabi melakukan perdagangan keliling dengan penuh dedikasi, ketekunan, kecerdasan dan kejujuran (sidiq) serta kesetiannya memegang amanah yang  merupakan dasar etika orang modern. Dari sifat-sifat demikian, maka berbagai pinjaman komersial tersedia di Kota Mekkah yang membuka peluang kemitraan Muhammad dengan para pemiliki modal.

Reputasi Nabi dalam dunia bisnis dikenal sebagai orang yang sukses dan beretos kerja tinggi. Rahasia keberhasilan wirausaha Nabi SAW adalah jujur dan adil, dalam mengadakan hubungan dagang dengan para pelanggan.

Nabi Muhammad SAW percaya, bahwa kalau ia jujur, setia dan profesional maka pemodal akan mempercayainya. Inilah dasar kepribadian dan etika wirausaha yang diletakan oleh Rasulullah SAW kepada seluruh ummtnya. Dalam perilakunya, Nabi sering memperlihatkan rasa tanggung jawab dan integritas yang tinggi dalam berurusan dengan orang lain.

Seluruh nilai-nilai kinerja yang diajarkan oleh Rasulullah SAW sesungguhnya adalah sebuah karakter kinerja modern yang saat ini mampu mendorong lahirnya pebisnis-pebisnis modern, seperti, Steve Jobs dengan Apple nya, Bill Gates dengan Microsoftnya, Kiichiro Toyoda dengan Toyota dan Lei Jun dengan Xiominya.

Pada Akhirnya, dibutuhkan semangat dan etos kerja masyarakat kita dalam rangka menghadirkan masyarakat yang lebih progresif dan memiliki keunggulan serta mampu berdaya saing tinggi. Masyarakat tersebut tercermin dari karakter yang selalu memiliki prinsip kebersamaan (kolektivitas), persamaan (quality), keadilan (justice), modern dan terbuka (egaliter), serta musyawarah (demokratik). Sehingga pada prinsipnya masyarakat tersebut terstruktur oleh sistem persaudaraan (muakhah), cinta (alhub) dalam nuansa ikatan iman.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan