Sejarah Gedong Papak yang Tak Terawat

Semenjak itu, Gedong Papak tidak lagi menjadi kantor pemerintahan, namun dijadikan sebagai rumah dinas walikota administratif yang saat itu dipimpin H Soejono hingga masa H Kailani.

Barulah pada 2004 di bawah kepemimpinan Wali Kota Bekasi, Akhmad Zurfa’ih (alm), bangunan bersejarah itu dijadikan Musala.

Kini Gedong Papak selain digunakan untuk salat, juga digunakan untuk berbagai kegiatan keagamaan lainnya saat bulan suci Ramadan. Musala itu sendiri mampu menampung hingga 50 orang jamaah.

Bangunannya sendiri terdiri dari dua lantai, lantai satu untuk musala sedangkan lantai dua untuk Kantor Komisi Pemberantasan AIDS Daerah Kota Bekasi.

Ironisnya, karena Pemkot Bekasi kurang peduli terhadap peninggalan bersejarah, banyak generasi muda yang tidak tahu jika Gedong Papak ini pernah menjadi tempat berkumpulnya para pejuang Bekasi.

Sayangnya, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi pernah berencana membongkar Gedong Papak tersebut. Sepertinya, rencana orang nomor satu di Kota Bekasi itu saat ini harus dikaji ulang. (**)

 

Tinggalkan Balasan