bandungekspres.co.id– Sebanyak 900 mahasiswa Universitas Komputer Indonesia (Unikom) menerima beasiswa yang dari Yayasan Science dan Teknologi, rektor, serta stakeholder. Total beasiswa yang disalurkan mencapai Rp 4,9 miliar. Rektor Unikom Eddy Suryanto Soegoto mengatakan, beasiswa ini diprioritaskan bagi mahasiswa Unikom yang memiliki prestasi. Sebab berdasarkan pengalaman, pemberian beasiswa bagi mahasiswa yang berprestasi lebih terlihat manfaatnya.
”Tapi kita juga berikan kepada mahasiswa tidak mampu, sebab kalau ada mahasiswa yang tidak mampu dan juga berprestasi itu jauh lebih bagus,” katanya kepada wartawan di Auditorium Unikom Jalan Dipatiukur, Bandung, kemarin (13/1).
Beasiswa yang diberikan terdiri dari beberapa item, di antaranya Beasiswa Yayasan Science & Technologi, Beasiswa Rektor Universitas Komputer Indonesia, Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA), Beasiswa Unggulan Periode 2015-2016. Lalu Beasiswa Mahasiswa Prestasi BNI, Beasiswa Yayasan Pelayanan Kasih A&A Rachmat (YPK A&A Rachmat), Beasiswa Djarum, Beasiswa Bantuan Biaya Pendidikan Dan Peningkatan Prestasi Akademik (BBPPPA), Beasiswa Bidik Misi, Beasiswa Bantuan Biaya Pendidikan Dan Tugas Akhir Pemprov Jawa Barat dan Bantuan Walikota Khusus (BAWAKU) Mahasiswa.
Khusus untuk mahasiswa kurang mampu, beasiswa yang berasal dari beasiswa rektor, beasiswa BNI, Djarum, Bidikmisi, Bawaku, tersebut diberikan penuh selama menjalani kuliah. Sedangkan untuk mahasiswa biasa, diberikan untuk satu tahun, dan bisa diperpanjang pada tahun berikutnya.
”Kami berharap dengan bantuan beasiswa ini bisa memicu mahasiswa untuk semakin berprestasi dan berkreasi,” ungkap Rektor.
Selain itu, ia juga mengharapkan agar penerima beasiswa bisa menjadi contoh bagi rekannya. Sehingga secara akademik mereka memiliki IPK tinggi dan bisa memberikan teladan dalam berprilaku. Serta menghindari sikap-sikap yang tidak terpuji. ”Jumlah beasiswanya bervariasi. Bergantung jenis beasiswanya dan capaian prestasi mereka. Bagi mahasiswa berprestasi bahkan beasiswa yang kami berikan bisa lebih banyak. Misalnya mahasiswa yang menjadi juara dalam kompetisi inteternasional,” ujar Eddy. (nit/fik)