Dwi mengatakan, semakin muda usia penderita IMS, kondisinya kian rentan. Sering terjadi kasus penderita malu datang ke rumah sakit. Akibatnya, penyakit semakin parah. Padahal, mereka sangat membutuhkan perawatan khusus.
Kondiloma, misalnya, harus disembuhkan melalui proses operasi. Bisa memakai pisau, bisa juga memakai alat yang membekukan atau membakar daging sampai rusak. ’’Kalau pakai alat bakar, dagingnya mrotol. Baunya seperti bakar sate,’’ katanya.
Dengan kondisi remaja seperti itu, peran orang tua sangat dibutuhkan. Pendidikan tentang penyakit kelamin seharusnya dikenalkan sejak dini. Tujuannya, menghindarkan anak dari pergaulan bebas.
Dia mencontohkan, anak harus diberi tahu bahwa penularan penyakit kelamin bisa terjadi meski hanya saling menempelkan alat kelamin. ’’Walaupun tidak masuk, tempel-tempel saja bisa menular. Ciuman juga bisa mengakibatkan herpes,’’ katanya.
Jika sudah telanjur kena IMS, Dwi berharap orang tua segera membawa remaja tersebut ke rumah sakit. Mereka tidak hanya diberi obat, tapi juga diedukasi khusus agar tidak putus asa.
Dwi menambahkan, sebenarnya angka pasien IMS dari kalangan remaja di RSUD dr Soetomo menurun sejak era BPJS. Namun, kondisi itu sebenarnya mengelabui. Sebab, pasien sekarang harus melalui puskesmas dan rumah sakit spesialis sebelum dirujuk ke RSUD dr Soetomo. ’’Aslinya, data penderitanya pasti naik. Yang ke RSUD dr Soetomo banyak rujukan,’’ tegasnya.
Untuk menanggulangi dampak IMS, Kota Surabaya memiliki konselor remaja. Mereka bertugas memberikan penyuluhan dan pendampingan kepada teman sebaya. Minggu lalu (10/1), sebanyak 700 konselor remaja berkumpul di Griya Sawunggaling dalam rangka ulang tahun Persatuan Dokter Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski). Mereka diberi penyuluhan mengenai HIV/AIDS dan IMS.
Menurut Ketua Panitia dr Ita Puspita Dewi SpKK, seminar tersebut bertujuan membekali konselor remaja. ’’Penyuluhan ini mendapat penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) karena menyelenggarakan penyuluhan serentak seluruh Indonesia,’’ jelasnya saat ditemui Jawa Pos (induk Bandung Ekspres) dalam acara tersebut. (nir/lyn/c17/fat/rie)