Jaring Murid Langsung dari Rumah ke Rumah

Dari Sopir Bus ke Peternak, Banting Tulang Alan untuk Hidupi Sekolah yang Didirikan

Enam tahun sudah Alan, mantan sopir bus, mendirikan dan mendanai sekolah di kampungnya di Bima. Sekolah itu gratis. Siswa bahkan mendapat bantuan seragam, sepatu, dan antar jemput.

JUWAIR SADDAM, Bima

 Alan sang pendiri sekolah
Alan
sang pendiri sekolah

BERAGAM alat permainan anak terlihat tak bertuan. Matahari sebenarnya belum tepat di atas kepala Rabu siang lalu (6/1), tapi halaman sekolah itu sudah terlihat sepi

’’Yang siswa RA (raudhatul athfal, semacam PAUD, Red) sudah pulang. Yang anak-anak MIS (madrasah ibtidaiyah swasta) hanya sepertiga yang hadir,’’ ujar Sutiamin, kepala RA dan MIS Darul Ulum, kepada Lombok Post (Jawa Pos Group).

Mereka yang bolos di hari itu bisa dipastikan tengah ikut orang tua masing-masing ke ladang. Kebiasaan turun-temurun di Desa Mawu, Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, itu pula yang dulu melecut semangat M. Saleh Yusuf alias Alan untuk mendirikan sekolah yang kini dipimpin Sutiamin tersebut.

Dengan segala keterbatasan, Alan yang pada 2009 itu berprofesi sopir bus malam trayek Bima-Mataram menggunakan uang tabungan untuk mendirikan bangunan sederhana di tanah warisan orang tua di Dusun Tololai, Desa Mawu. Yang bersekolah di sana sama sekali tidak dipungut biaya. Bahkan diberi bantuan berupa perlengkapan sekolah berupa baju seragam, tas, sepatu, dan sebagainya.

Semua itu ditanggung Alan sendiri dengan menyisihkan sebagian pendapatannya sebagai sopir bus malam yang tak banyak, hanya Rp 3-4 juta. Termasuk menanggung gaji para guru.

Perlahan pengorbanan Alan itu mulai diketahui banyak orang di luar Mawu, desa tempat dia dilahirkan 43 tahun silam. Dia pun, antara lain, mendapat anugerah pendidikan dari sebuah lembaga di Jakarta. Juga diundang ke talk show salah satu televisi nasional.

Tapi, enam tahun berjalan, tak banyak yang berubah di sekolah yang terletak di tepi Jalan Lintas Wera-Bima itu. Seperti disaksikan Lombok Post (Bandung Ekspres Group), bangunan sekolah masih beratap seng, sedangkan dindingnya dari bedek dan papan. Lantai masih berupa tanah. Hanya sebagian yang telah disemen.

Tinggalkan Balasan