Lebih Efektif dengan Pendekatan Pop Culture

Lagu profetik perjuangan pun tak mesti menyeret hal-hal besar. Dengan memakai lirik-lirik yang bersayap dan hal yang dekat pun, pesan tetap mengena. Karena pada hakikatnya, mengutip seperti apa yang tertulis pada cover album Frekuensi Perangkap Tikus volume 2. ’’Maling ada di mana-mana. Di dalam rumah-rumah.’’

Harlan Boer, sang produser album, menyerukan bahwa mental korup itu selalu ada. ’’Dan hal ini harus selalu diingatkan. Betapa culunnya martabat dan kerugian banyak orang akibat perilaku korupsi yang dampaknya gampang merentet. Efek negatif itu merembet ke lingkungan terdekat; keluarga dan sahabat,’’ katanya.

’’Lagu-lagu yang ingin kami sampaikan jadi penggambaran yang jernih betapa nikmatnya hidup tanpa culas, terlebih pada uang. Ini untuk generasi siapa pun -angkatan lama sampai lusa.’’

Dia benar saat berkata lewat musik, perampok uang rakyat itu tidak akan langsung ditangkap. Musik juga tidak seketika memelantingkan tradisi bohong parah yang licin melanda negeri ini. Tapi, lagu bisa diperdengarkan agar optimisme tetap berjalan: Kita jaga diri untuk terhindar dari hasrat curang dan terus kikis korupsi di sekitar kita. (*/c6/sof/hen)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan