[tie_list type=”minus”]Leicester City 2 vs Chelsea 1[/tie_list]
Selain Manchester City, kini ada klub Premier League lain yang mampu menguasai singgasana lebih dari satu malam atau satu pekan. Bukan Manchester United, bukan juga juara bertahan Chelsea. Leicester City yang membuktikan mereka bukanlah raja satu malam.
The Foxes tidak lagi kehilangan kursi singgasananya seperti yang terjadi setelah pekan ke-13, bulan lalu. Sebaliknya, armada Claudio Ranieri melanjutkan mimpinya di singgasana raja dalam dua malam sekaligus. Pekan ke-15 dan ke-16 menjadi milik klub langganan zona degradasi musim lalu itu.
King Power benar-benar memberikan kekuatan bagi Leicester untuk menguasai singgasana raja itu lebih lama. Selasa dini hari kemarin, Chelsea sebagai raja lama ditelan mentah-mentah dengan mempecundanginya 2-1 (1-0). Kemenangan ini jadi yang pertama kali sejak 15 tahun silam.
Lagi-lagi Jamie Vardy dan Riyad Mahrez menjadi nadi dari permainan klub yang dimiliki pengusaha Thailand Vichai Srivaddhanaprabha itu. Dua gol kemenangan ke-10 Leicester musim ini tersebut didapat dari kedua pemain itu. Vardy mencetak gol ke-15-nya pada menit ke-34.
Sedangkan Mahrez belum mau menghentikan kran golnya sejak membuat hattrick ke gawang Swansea City pekan lalu. Mahrez menggandakan keunggulan Leicester tiga menit babak kedua dimulai. Chelsea baru bisa membalas di menit ke-77 melalui bomber pengganti Loic Remy.
Kini, Leicester hanya terpaut dua poin dari Arsenal di posisi runner up dan tiga angka dengan Manchester City untuk mempertahankan mimpinya. Bukan lagi bermimpi untuk memuncaki klasemen Premier League, melainkan mempertahankannya sampai di akhir musim.
’’Sungguh momen yang ajaib, tapi kami harus tetap bekerja keras. Karena kami tidak mau terbangun dari tidur sekarang ini, melainkan ingin tetap tertidur melanjutkan mimpi-mimpi kami bersama para fans,” ujar Ranieri dalam wawancaranya bersama Sky Sports.
Ranieri boleh sumringah dulu. Selain karena anak asuhnya kembali menduduki puncak klasemen, Tinkerman-julukan Ranieri-juga sukses membalaskan dendamnya kepada Chelsea yang pernah menyia-nyiakan potensinya pada tahun 2004 silam. Ranieri baru sekali ini mengalahkan Chelsea dengan klub yang berbeda.