bandungekspres.co.id—Untuk mempercepat pembangunan kereta cepat, Pemprov Jabar berencana akan menggandeng komsorsium dari China. Untuk merealisasikannya, Pemprov pun telah bekerjasama dengan konsorsium perusahaan dari Chongqing China dalam pendanaannya.
“Konsorsium ini berniat akan membantu pendanaan dari proyek ini. Tawaran tersebut akan kami tindak lanjuti sebagai bentuk komitmen untuk pembangunan Jawa Barat,” jelas Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar Iwa Karniwa di Gedung Sate kemarin (14/12).
Dia mengaku, optimistis dengan kerjasama tersebut harapan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dan LRT Kota Bandung dapat segera terwujud. Selain itu, konsorsium juga akan membahas sinkronisasi proyek ini dengan duta besar China untuk Indonesia.
Dari sisi teknis, kata dia, pihaknya menunjuk Dinas Perhubungan (Dishub) Jabar untuk melakukan sinkronisasi moda transportasi ini. ”Kami juga mempercepat MoU sister city dengan Chongqing. Sekaligus menguatkan rencana pendanaan proyek monorel,” ucap Iwa.
Menurut dia, sister city tersebut akan diusulkan ke Pemerintah Pusat dan ditargetkan rampung awal 2016. Kemudian, dikonsultasikan dengan DPRD Jabar.
Selai itu, jika kerjasama antara kedua provinsi sudah resmi terjalin maka rencana pendanaan dari Bank of China menjadi mudah. ”Pendanaan ini penting terlebih proyek ini membutuhkan dana besar,” urainya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Deddy Taufik menambahkan, integrasi atau sinkronisasi antara monorel Jawa Barat dan kereta cepat Jakarta-Bandung tergantung aspek programnya, bukan investornya.
”Kan masing-masing sinkronisasi itu program bukan investor. Investor boleh beda tapi harus semuanya terkoneksi,” ujarnya.
Dia mengatakan sinkronisasi tersebut akan ditentukan jika Pemprov Jabar sudah menentukan apakah akan membangun monorel atau LRT (kereta ringan) di kawasan Bandung Raya.
”Kalau sekarang, teknologi China bisa LRT atau monorel yang penting integrasi itu sekarang stasiunnya harus terkoneksi dengan yang Kota Bandung,” paparnya.
Deddy menambahkan. pembangunan kereta cepat, monorel Bandung Raya dan LRT Kota Bandung harus saling terkoneksi.
”Kita siapkan peralatannya. Kita bicara sinkronnya atau pengembang atau transit oriented development (TOD),” ungkap Deddy. (yan/rie)