Penjualan dan Laba Wika Turun

bandungekspres.co.id– PT Wijaya Karya (Wika) membukukan penjualan Rp 8,09 triliun pada kuartal III-2015. Angka tersebut menurun 6,04 persen jika dibanding periode sama tahun sebelumnya, Rp 8,61 triliun. Sementara laba yang dapat didistribusikan ke pemilik entitas induk per kuartal III tahun ini mencapai Rp 390,49 miliar. Ini turun tipis 2,55 persen dari 2014 (year on year).

Sekretaris Perusahaan Wika Suradi Wongso mengatakan, dari capaian kinerja pada kuartal III tersebut, penjualan Wika mencapai sekitar 48,91 persen dari target 2015 yang tercatat Rp 16,54 triliun. Sementara untuk laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk baru mencapai 51,09 persen dari target 2015 yang tercatat Rp 764,52 miliar. Menurut Suradi, target tersebut sulit dicapai karena adanya perlambatan ekonomi Indonesia yang nyata pada 2015. Selain itu, pembebasan lahan juga menjadi kendala yang berdampak pada realisasi pengerjaan proyek.

”Selain itu, adanya perubahan nomenklatur organisasi kementerian yang berpengaruh pada pencairan pembayaran pekerjaan dan proses pelelangan dan pelaksanaan proyek infrastruktur power plant 35 ribu MW yang baru dimulai di akhir 2015 juga menjadi alasan target sulit tercapai,” ujar Suradi kemarin (3/12).

Adapun realisasi belanja modal atau capital expenditure (capex) per Oktober 2015, lanjut Suradi, mencapai Rp 888,97 miliar atau 51,09 persen dari target capex 2015 Rp 1,74 triliun. Capex 2015 terdiri atas capex Wika induk Rp 963,59 miliar dan capex anak perusahaan sebesar Rp 776,41 miliar. Komposisi capex Wika induk terdiri atas pengembangan usaha senilai Rp 107,14 miliar, akuisisi dan penyertaan senilai Rp 431,7 miliar, serta investasi aset tetap senilai Rp 424,75 miliar.

”Wika mulai menunjukkan perbaikan yang tampak pada laporan keuangan hingga kuartal III-2015. Mayoritas divisi usaha menunjukkan pertumbuhan penjualan dibanding kuartal I dan II tahun ini. Hingga September 2015, Wika membukukan penurunan pendapatan dari Rp 8,6 triliun menjadi Rp 8,09 triliun. Laba bersih turun sekitar 13,1 persen dari Rp 484,5 miliar menjadi Rp 420,9 miliar,” rincinya.

Tanda-tanda pemulihan juga ditunjukkan oleh peningkatan margin keuntungan perseroan. Peningkatan tersebut mampu mengimbangi penurunan pendapatan perseroan hingga kuartal III-2015. Margin EBITDA naik dari 11 persen menjadi 12,6 persen. Sedangkan margin bersih mencapai 4,4 persen atau melampaui estimasi tahun ini berkisar 4,3 persen. Adapun penjualan berdasarkan divisi terlihat tren pertumbuhan pada divisi konstruksi, EP, dan beton pracetak. Hanya divisi penjualan pengembangan properti yang menunjukkan penurunan sepanjang kuartal III-2015. (ers/jpnn/fik)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan