[tie_list type=”minus”]Perlu Kerangka Hukum Jelas[/tie_list]
bandungekspres.co.if – Dalam menghidupkan pelaku seni diperlukan kerangka hukum yang jelas, sehingga hadirnya negara hanya sebagai fasilitator. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan, instrumen seni tidak diperlukan, namun rakyat bisa merasakan kehadirannya di ruang publik. Dengan dasar itu Anies mengajak seniman turun ke lapisan masyarakat paling bawah. Salah satunya membagikan pengalaman berkesenian ke sekolah-sekolah.
Di kesempatan itu, Anies menyebut, pendidikan seni tak kalah penting dengan sains. Di era global ini, banyak yang akan membutuhkan seniman kreatif. Bidang kesenian perlu dapat porsi lebih besar. ’’Itu penting dalam mengembalikan Indonesia sebagai bangsa yang penuh dengan pesona ide,’’ ucap Anies dalam jumpa pers usai membuka Kongres Kesenian Indonesia III di Hotel Grand Royal Panghegar, kemarin.
Sementara itu, Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Kacung Marijan menuturkan, kongres ini digagas para seniman dengan peserta berjumlah 600 orang. ’’Pemerintah hanya memfasilitasi, mencari solusi. Diharapkan kongres ini bisa menghasilkan rumusan regulasi untuk disampaikan ke pemerintah. Di dunia ini tidak ada kebudayaan dalam undang-undang,” tukas Marijan.
Seraya menjelaskan, meski pemerintah menfasilitasi, tetapi jangan semuanya diserahkan pada pemerintah. Pasalnya, jika terjadi semuanya bisa habis. ’’Kewajiban utama pemerintah, selain memfasilitasi juga menganggarkan dan benahi infrastruktur kesenian,” ujarnya.
Intinya, sebuah kesenian harus jelas kedudukan hukumnya. Jangan seperti dewan kesenian tidak jelas kedudukannya. ’’Maka, secara pribadi saya mendorong di RUU Kebudayaan perlu ada aturan pengelola kebudayaan,’’sebut Marijan.
Terkait tema ’’Kesenian dan Negara dalam Arus Perubahan” , Marijan menerangkan, dipilihnya tema tersebut tidak lepas dari substansi politik kesenian dalam perspektif negara. Kesenian, negara, dan tantangan global serta pendidikan seni, media, dan kreativitas. ’’Begitupun seni dalam pusaran kompleksitas kekinian memerlukan kehadiran negara,’’ pungkas Marijan. (edy/vil)