bandungekspres.co.id– Memasuki musim penghujan, ancaman penyakit demam berdarah dengue (DBD) perlu diwaspadai oleh seluruh masyarakat Kabupaten Bandung Barat. Terutama di daerah yang sudah ditetapkan wilayah endemis DBD seperti di Desa Mekarmukti di Kecamatan Cihampelas, Desa Cintakarya di Kecamatan Cililin, serta Desa Cipatat dan Citatah di Kecamatan Cipatat.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat, sejak tahun 2013 sudah ada 1.441 kasus DBD serta 2 orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia yakni di Cihampeulas, Ngamprah dan Padalarang. Sementara, untuk tahun 2014, sudah ada 890 kasus DBD dan 5 orang dinyatakan meninggal dunia. Tiga orang di antaranya merupakan warga Batujajar, satu warga Lembang, dan satu warga Cimareme.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat Pupu Sari Rohayati mengimbau, kepada seluruh masyarakat agar menjaga kondisi lingkungan di musim penghujan seperti saat ini. Terutama bisa menjaga 4 M yakni memantau, menguras, mengubur dan menutup. Langkah tersebut, dapat mencegah timbulnya nyamuk yang dapat menimbulkan penyakit DBD. ”Selalu diperhatikan lingkungan air di masing-masing rumah warga. Jangan sampai juga ada air yang menggenang baik di dalam kaleng, ember dan lainnya tanpa ditutup. Karena hal itu bisa menjadi tempat berkumpulnya nyamuk,” kata Pupu kepada wartawan ditemui di Ngamprah, Selasa (17/11).
Pupu menyatakan, untuk tahun ini laporan di lapangan belum terjadi korban DBD. Namun, tetap kewaspadaan ancaman penyakit tersebut perlu diwaspadai seiring dengan perubahan cuaca dari kemarau ke musim hujan. ”Musim hujan sudah turun baru-baru ini. Tentu genangan air bisa kita temui dimana-mana,” katanya.
Diakui Pupu, jika melihat tahun-tahun sebelumnya, kasus DBD yang mengakibatkan korban jiwa, rata-rata korban tersebut terkena DBD di kota tetangga (Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung), namun ketika dirawat di rumah sakit yang ada di Kabupaten Bandung Barat. ”Memang orang-orang tersebut asli warga Kabupaten Bandung Barat, tapi terkena gigitan nyamuknya bukan di wilayah kita,” ujarnya.
Untuk menangani agar kasus DBD ini dapat diantisipasi, Pemkab Bandung Barat akan menerjunkan kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) untuk memantau dan mengubah prilaku hidup sehat di tengah masyarakat. Langkah ini agar menekan kasus DBD terus berkurang setiap tahunnya. Selain kewaspadaan pada penyakit DBD, lanjut Pupu, saat ini laporan dari masyarakat juga banyak yang terkena penyakit infeksi saluran pernafasan akut (Ispa). ”Jadi penyakit Ispa ini bukan karena debu saja. Namun, masyarakat merasakan penyakit batuk dan flu lantaran gangguan pada pernafasan atau kita kenal penyakit Ispa di musim hujan,” katanya.