Bis untuk Tamu Sudah Dilapisi Anti Peluru

Sebelum masuk area Freeport (keuali Kuala Kencana), para tamu harus mendapat sosialisasi mengenai safety di PT Freeport Indonesia. Mulai dari mengenakan helem, kacamata dan sepatu yang bagian depannya terdapat besi. Rompi yang dikenakan oleh para tamu juga berbeda dengan karyawan PT Freeport Indonesia pada umumnya. Ketika sudah berada di Tembagapura pun, para tamu harus mendapat arahan dari tim Freport mengenai standar keselamatan. Karena di area tambang terdapat banyak alat-alat berat, maka harus mengikuti aturan yang dibuat Freeport.

Seperti yang disaksikan wartawan, di area Freeport, karyawan maupun para tamu tidak leluasa melakukan apapun yang diinginkan. Semua harus mengikuti prosedur. Misalnya, ketika berada di mile 66 Tembagapura, Anda tidak akan bisa menumpangi bis sendirian untuk menuju mile 74 maupun area grasbers. Untuk mengunjungi area tertentu harus mendapat pentunjuk dari Freeport.

Mengenai fasilitas yang berada di area tambang, bagi para tamu yang baru berkunjung, Anda akan tercengang dan tidak bisa membayangkan, seperti apa Negeri di Atas Awan itu dibangun. Dan bagaimana seluruh material diangkut dengan kondisi jalan sedemikian miring yang sisi kiri dan kanan terdapat jurang yang cukup terjal. Bayangkan saja, di Kawasan Tembagapura, seluruh fasilitas terpenuhi. Perumahan yang memadai untuk staf, barak-barak untuk karyawan non staf, area belanja, fitness, restoran, tempat nongkorong, rumah sakit, masjid, gereja, sport hall, semuanya tersedia dan sekolah bertaraf internasional.

Material dan seluruh kebutuhan para pekerja diangkut menggunakan mobil khsusus dengan kapasitas besar. Tembagapura didesain sedemikian rupa hingga kota yang berada di atas awas terlihat seperti berada di bawah lembah perbukitan. Di kawasan tersebut, lalulintas kendaraan sangat teratur dan semua menggunakan nomor lambung.

Jika mengendarai kendaraan khusus di area Freeport tidak sesuai dengan standar kecepatan yang ditetapkan, maka warning pun bisa dikeluarkan. Data yang diterima dari PT Freeport Indonesia meyebutkan, ada sekitar 30 ribu karyawan yang bekerja di kawasan tersebut. Para pekerja sebagian besar tinggal di Kota Timika.

Untuk bekerja ada jadwal yang sudah diatur. Ada istilah 6-2, 5-2,5-3 dan lainnya bagi yang off kerja. Itu artinya, para pekerja akan berada di kawasan tambang sekitar enam hari dan lima hari. Mereka baru akan kumpul dengan keluarga ketika waktu off tiba, yakni dua-tiga hari.

Tinggalkan Balasan