Akibat KJA Waduk Cirata dan Saguling Tercemar Lumpur
bandungekspres.co.id– Memasuki musim hujan, produksi ikan tawar di Kabupaten Bandung Barat terancam mengalami penurunan produksi hingga 10 persen. Hal ini diakibatkan banyaknya ikan pada Kolam Jaring Apung (KJA) yang ada di Waduk Cirata dan Saguling serta produksi dari mina padi (kolam darat dan kolam bekas sawah) terganggu oleh lumpur yang terbawa air hujan.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung Barat Adiyoto membenarkan, turunnya hujan dapat mengganggu produksi ikan. Menurutnya, hal ini diakibatkan lumpur yang terbawa oleh derasnya air hujan sehingga menimbulkan ikan mati. ”Tapi tidak terlalu signifikan turunnya produksi ikan. Paling sekitar 10 persen mengalami penurunannya,” kata Adiyoto saat dihubungi kemarin (15/11).
Ia menuturkan, hingga saat ini laporan di lapangan, baik di Waduk Cirata dan Saguling masih berjalan normal. Kondisi air masih normal dan belum terganggu bagi para petani dan pembudidaya ikan. ”Mungkin karena hujannya belum ekstrim sehingga di lapangan belum terganggu. Tapi, tetap antisipasi menghadapi cuaca ekstrim kita siapkan. Karena kalau sudah cuaca ekstrim, lumpur mulai mengganggu produksi ikan,” katanya.
Saat ini, kata dia, pihaknya terus memberikan imbauan melalui surat edaran kepada para petani dan pembudidaya ikan di Saguling, Cirata dan kolam lainnya agar lebih waspada menghadapi musim penghujan di akhir November dan Desember yang diprediksi menjadi puncak turunnya hujan deras. ”Sebetulnya para petani ikan ini sudah profesional dan sudah mengetahui langkah antisipasi yang harus dilakukan saat menghadapi musim hujan. Tapi, tetap kita lakukan imbauan melalui surat edaran agar penurunan produksi ikan tidak terlalu tinggi,” ucapnya.
Ia menyebutkan, saat ini pembudidaya ikan di Kabupaten Bandung Barat mencapai 4.400 orang yang tersebar di Waduk Cirata, Saguling dan kolam darat. Kedua waduk tersebut dimanfaatkan warga sekitar yang berprofesi sebagai petani untuk membudiyakan ikan tawar. ”Fungsi waduk itu memang untuk energi, ini merupakan kompensasi untuk warga sekitar dari pemerintah dengan memberikan kesempatan memproduksi ikan,” ujarnya.
Ditanya berapa jumlah produksi ikan setiap harinya, Adiyoto mengatakan, untuk di Waduk Saguling produksi ikan tawar mencapai 10 ton/hari. Sementara untuk Waduk Cirata mampu memproduksi ikan hingga 60 ton/hari. ”Jadi kalau di Kabupaten Bandung Barat mampu memproduksi ikan hingga 70 ton/hari. Jenisnya muai dari ikan emas, patin dan nila,” ungkapnya.