Untuk Pilot Project, Pilih Animasi

Sampai dengan akhir Oktober lalu, sekitar 50 anak muda sudah mengajukan lamaran. Tapi, Erix dan tim nanti hanya meloloskan sepuluh orang.

Dengan syarat, siswa DOES University harus siap berada dalam karantina sekitar enam bulan. ”Ini supaya mereka bisa fokus terhadap tujuan mereka. Kalau ingin jadi animator, film editor, atau cameraman, ya harus fokus akan tujuan mereka,” lanjut pria kelahiran Surabaya tersebut.

Rencananya paling lambat akhir November ini sekolah bakat ala ayah dua anak itu mulai berjalan. Yang terpilih harus menjalani pendidikan enam bulan yang 90 persennya berupa praktik itu.

”Sistemnya nanti seperti di pondok (pesantren, Red), bangun, belajar, lalu tidur. Mereka belajar tiap hari di bawah bimbingan dua-tiga instruktur, termasuk saya,” katanya.

Dalam mempersiapkan DOES University, Erix mendapatkan dukungan penuh dari dua rekannya di Endank Soekamti. Dua sahabatnya, Bagus Krisnawan dan Iwan Pribadi, menjadi project officer sekolah yang diharapkan bisa menelurkan lulusan yang siap membangun industri kreatif di Indonesia.

Namun, tidak berarti semuanya mulus. Ada tantangan besar bernama dana dan tempat untuk siswa DOES University dalam belajar. ”Tapi, kami yakin untuk dana kelak banyak teman yang bantu,” kata Bagus.

Yang melegakan, sudah ada rekan yang menghibahkan satu ruangan untuk dijadikan kelas angkatan pertama khusus animasi. Yang pasti, apa pun kondisinya, Bagus menyatakan bahwa DOES University harus tetap berjalan sesuai dengan rencana awal. Sebab, pilot project di bidang animasi itu menentukan kelas yang dibuka selanjutnya.

Setelah menyelesaikan masa belajar, para ”mahasiswa” DOES University dilepas ke industri kreatif. Karena itu, Erix menyatakan bahwa siswa yang telah lulus diharapkan sudah punya karya untuk ditawarkan ke pihak lain.

Mereka sama sekali tidak akan terikat kerja dengan DOES University atau Endank Soekamti. Hanya, Erix meminta lulusan angkatan pertama untuk mengajar.

Asumsinya, satu lulusan akan mengajar sepuluh adik tingkat mereka. ”Bisa dibayangkan, dalam satu tahun, akan ada sekitar seratus animator baru yang membantu industri kreatif di Indonesia,” ungkapnya.

Sebenarnya DOES University akan mengakomodasi potensi berbagai bidang. Selain animasi, kelak juga dibuka kelas kamera, editor film, scriptwriter, dan musik.

Tinggalkan Balasan