Raskin Bulan Ke-13 Selamatkan 62. 255 RTS

Serangan El Nino di beberapa daerah berakibat pada sulitnya masyarakat berpenghasilan rendah mendapatkan beras karena pasokan terganggu. Untuk itu, Pemerintah Kota Bandung, melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, meminta tambahan anggaran dana raskin di Perubahan APBD tahun 2015.

raskin
EDDY KOESMAN / BANDUNG EKSPRES

PERLIHATKAN BERAS: Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan Kepala DistanKP Kota Bandung Elly Wasliah saat pembagian beras bagi masyarakat.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Ir. Elly Wasliah mengatakan, raskin tambahan bulan ke 13 dan 14 dibagi dua kali pada September dan November. Pembagian raskin tersebut di luar rutinitas 12 kali sepanjang tahun . ”Rumah Tangga Sasaran (RTS), menerima dua kali raskin. Seperti pembagian di bulan September. Raskin bulan ke-9 disusul dengan raskin ke-13, diberikan berturut-turut,” tukas Elly.

Tidak hanya itu, Pemerintah Kota Bandung menyediakan raskin itu secara gratis. Sehingga 62.255 RTS tidak dipungut biaya. Sebab, ongkos angkut dari kantor kelurahan sampai ke titik bagi sudah ada anggarannya. ”Setiap 15 kilogram ongkosnya Rp 7.500 atau Rp 500 per kilogram,” ujarnya

Terkait perlindungan kepada penerima raskin, Elly meminta lurah dan pengelola raskin dengan segera melaporkan jika kualitas beras jelek serta tak layak konsumsi. Terlebih, kekurangan timbangan. Masyarakat agar segera melapor ke Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung. ”Dalam waktu 2 X 24 jam Bulog akan mengganti dengan raskin yang layak konsumsi,” jelas Elly.

Menyoal besaran tambahan anggaran raskin, Elly menuturkan, di APBD murni tahun 2015, Pemkot Bandung mengucurkan subsidi untuk raskin sebesar Rp 24 miliar. Sehingga, dalam perubahan anggaran cukup menambah Rp 3,9 miliar untuk raskin bulan ke-13 dan 14. ”Seperti saya katakan tadi, masyarakat tak dibebani biaya apapun. Tambahan anggaran tersebut lebih dari cukup,” tegasnya.

Saat didesak percepatan pemberian raskin kepada 62. 255 RTS begitu sistemik, Elly mengaku, selain program itu perintah langsung dari pemerintah pusat juga adanya prediksi di Jawa bakal cukup parah terkena El Nino. Secara tidak langsung kondisi itu akan mengganggu produksi beras meskipun ada musim panen pada September-Oktober. ’’Saya bukan ahli klimatologi, tetapi yang paling banyak terdampak El Nino di Jawa,” sahut Elly.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan