1.000 Persen Kami Datang

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, Umuh mengimbau, bobotoh tidak memaksakan diri untuk menyaksikan langsung laga final. ”Saya yakin mereka (bobotoh) sudah satu hati dengan Persib. Apapun yang terjadi pasti berangkat karena untuk mendukung tim kebanggaan mereka,” jelasnya.

Dia sendiri lebih cenderung berharap ada pilihan lain selain SUGBK. Dia berharapkan laga final digelar di Stadion Manahan, Solo atau Stadion Maguwoharjo, Sleman. Bahkan dia setuju timnya bermain di kandang Sriwijaya FC, Stadion Jakabaring Palembang.

”Kalau tidak ada asap lebih baik di Sriwijaya saja, enggak masalah. Sebab, di Sriwijaya lebih aman dibandingkan Jakarta. Walaupun agak riskan juga ditunggangi oknum,” tukasnya.

Sementara itu, Pelatih Persib Djadjang Nurdjaman tak gentar sekalipun venue final di SUGBK. Hanya dia risau dengan keamanan para bobotoh. Jika bisa memilih, dia katakan akan lebih aman bila digelar di Stadion Maguwoharjo.

”Ada opsi juga mainnya di Solo (Stadion Manahan) tapi lihat kemarin (pertandingan Sriwijaya FC kontra Arema) terlihat kurang bagus. Lihat Tibo (Titus Bonai) juga hampir cedera karena lapangan. Makannya saya lebih condong ke Sleman, karena lapangnya bagus,” ujar pelatih karib disapa Djanur ini.

Dia tak menampik, sekalipun Piala Presiden hanyalah turnamen pra kompetisi, namun antusias bobotoh sangat besar. Bukan tak mungkin bobotoh akan mengeruduk SUGBK di final yang rencananya digelar 18 Oktober mendatang. ”Justru saya juga kaget, ternyata animo bobotoh sangat besar,” tandasnya.

Dihubungi terpisah, media officer PT Persib Bandung Bermartabat Irfan Suryadiredja mengaku, belum mendapat informasi resmi tekait venue final.

”Secara resminya dari Mahaka belum ada. Mungkin masih proses saja. Tapi sepertinya sudah mendekati fix,” ujar Irfan via sambungan telepon kemarin (12/10). (ryt/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan