[tie_list type=”minus”]Venue Final Antara Jakarta-Bali[/tie_list]
JAKARTA – Panpel Persib Bandung kembali kecolongan. Ini setelah cerawat atau flare kembali terlihat dalam pertandingan semifinal leg kedua Piala Presiden 2015 menjamu Mitra Kukar di Stadion Si Jalak Harupat Sabtu malam lalu. Atas kondisi tersebut, Persib akan kembali diganjar denda oleh Mahaka Sports & Entertainment selaku promotor turnamen.
Denda Rp 15 juta akan dipotong Mahaka dari sisa matchfee yang belum diterima Maung Bandung-julukan Persib. Sebenarnya, kejadian ini seakan mengulang kesalahan panpel Persib sebelumnya saat mereka menjamu Pusamania Borneo FC di leg kedua delapan besar.
Saat itu tidak hanya cerawat yang menyala di lingkungan stadion. Tetapi, lemparan botol pun bertebaran diatas bench pemain PBFC. Teguran dan denda yang diberikan Mahaka rupanya tidak membuat jera Bobotoh, julukan supporter Persib.
Nah, dalam pertandingan Sabtu malam, cerawat terlihat menyala di tribun utara sisi timur. ”Memang benar ada flare dalam pertandingan, saya juga di lokasi,” ujar Hasani Abdulgani, CEO Mahaka. Untuk itu, Hasani akan memerintahkan timnya untuk segera memotong hak sisa matchfee yang belum diterima Persib.
Mahaka memang tidak menjalankan peraturan setegas saat kompetisi. Wajar, karena event yang dinaungi mereka ini hanya bertitel turnamen yang durasinya juga tidak terlalu lama. ”Jadi kondisinya memang kami hanya memberikan denda sesuai regulasi yang ada,” sebut Hasani.
Sementara itu, Mahaka masih tetap memprioritaskan Jakarta atau Bali sebagai lokasi venue final Piala Presiden. Jika tetap memaksa di Jakarta, tantangan akan muncul seiring rivalitas Persija Jakarta dan Persib. Meskipun tidak lolos ke final, supporter Persija selalu punya sejarah kelam dengan supporter Persib.
Tidak jarang, memunculkan korban jiwa. Walapun sebelumnya, Richard Ahmad, Ketum The Jakmania membuka peluang pertandingan tetap berlangsung di Jakarta. Merespon kondisi ini, Hasani tetap mempertimbangkan banyak hal, selain urusan komersial.
”Animo penonton juga kami pertimbangkan, dalam urusan ini, Bali menjadi lokasi potensial,” sebutnya.
Terpisah, Umuh Muhtar, manajer Persib melihat bahwa kemungkinan perubahan venue diharapkan bisa berjalan. Sebab, jika memaksakan di Jakarta, masalah lebih besar yang melibatkan dua supporter Persib dan Persija bakal pecah.