Warga Harus Punya Satu Bebegig

[tie_list type=”minus”]Kesenian Bebegig Akan Dibuat Film Semi Dokumenter[/tie_list]

Salah satu seni tradisional bebegig di Desa Sukamantri Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis akan dibuatkan film semi dokumenter. Alasannya, karena bebegig ikon kesenian Ciamis.

 Radika Robi R, Ciamis

[divider style=”dotted” top=”20″ bottom=”20″]

Kepala Seksi Kesenian dan Perfilman Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ciamis Drs H Dedi Unay mengatakan nantinya pihaknya akan membuat rekaman semi dokumenter berdurasi 48 menit tentang bebegig. ”Kita mengambil tema bebegig ini dipilih karena bebegig adalah ikon di Ciamis yang cukup unik dan menarik,” ujarnya kepada kemarin (8/10).

Biasanya untuk helaran atau festival itu bebegig biasanya berjumlah 12 bebegig seperti pada saat acara di car free day, sedangkan pada ulang tahun Ciamis jumlahnya bisa mencapai 50 bebegig. Kenapa bebegig itu bisa tampil ? Karena alatnya sudah ada, namun faktor pendukungnya itu dari pohon waregu dan saat ini cukup jarang.

Pihaknya saat ini memiliki program di Kecamatan Sukamantri itu mewajibkan setiap kepala keluarga menanam pohon waregu, karena sekarang di setiap rumah di Kecamatan Sukamantri sudah memiliki bebegig satu-satu. ”Jadi kalau ada pentas dan harus menampilkan sebanyak 50 bebegig saya sanggup untuk menampilkan,” ungkapnya.

Terang dia, biasanya bebegig tampil dalam rangka HUT RI. Helaran bebegig sering tampil di luar Ciamis, seperti Karawang dan lain sebagainya. Beberapa pekan ke depan pun akan ada acara Kemilau Nusantara dan rencananya perwakilan dari Kabupaten Ciamis. ”Kita akan menampilkan bebegig yang akan divariasikan dengan seni yang lainnya yang berhubungan dengan bebegig,” ujarnya.

Bebegig sebelum menjadi kesenian, adalah alat petani untuk mengusir burung-burung di sawah berupa boneka berbahan dasar pohon padi atau sejenisnya dan dibungkus dengan pakaian manusia. Namun untuk bebegig yang satu ini beda, dimana pelakunya adalah orang yang bertopeng, kepalanya besar, bertaring, rambutnya gimbal, matanya melotot, dan lain-lain.

Biasanya ujar dia, musik pengiringnya terdiri dari dogdog dan angklung yang berjalan di depan bebegig. Jika sedang mengadakan pertunjukan atau arak-arakan, orang-orang di sekitar pertunjukan boleh ikut menari bersama bebegig, mengikuti irama dogdog dan angklung. ”Biasanya yang mendengarkan musiknya, orang-orang pun sering terbawa suasanadan ikut menari bersama bebegig,” ujarnya. (jpnn/fik)

Tinggalkan Balasan