Warga Cipaku Korban Penggenangan Jatigede

Warga kini terus memikirkan nasib mereka ke depan. Pasalnya, warga kini diberi tenggang waktu oleh pemerintah untuk meninggalkan wilayah genangan yang menjadi tempat tinggal mereka. Sementara ribuan warga terkena dampak penggenangan Waduk Jatigede ini masih banyak yang belum tuntas persoalan pembayaran ganti rugi.

Di hari pertama penggenangan Waduk Jatigede, warga di Desa Cipaku Kecamatan Darmaraja, masih tampak seperti biasa warga yang melakukan aktivitas sehari-harinya. Meski, ada beberapa warga yang mulai membongkar rumah mereka untuk pindah.

Murid-murid di SDN Cipaku Kecamatan Darmaraja pun seperti tidak terpengaruh dengan adanya penggenangan yang dilakukan pemerintah. Baik guru-guru maupun muridnya masih melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM). Juga melaksankan upacara bendera.

Sebagai salah satu desa dari 26 desa yang merupakan wilayah genangan, Desa Cipaku, Kecamatan Darmaraja, merupakan desa yang akan hilang karena tergenang waduk Jatigede. Di Desa Cipaku tinggal sebanyak 806 kepala keluarga, dan berdiri sebanyak 636 bangunan. Namun, hingga saat ini hanya baru beberapa kepala keluarga saja yang sudah pindah. Sedangkan untuk bangunan pun masih banyak yang belum dibongkar.

Kepala Desa Cipaku Didin Nurhadi mengatakan, sampai saat ini ada sekitar 400 kepala keluarga yang masih mengurus persoalan hak ahli waris dipengadilan agama. Sehingga warga masih banyak yang menunggu persoalan itu selesai, sehingga bisa mencairkan uang penggantinya dan bisa langsung mencari tempat baru untuk pindah.

’’Kami hanya berharap pemerintah untuk memperhatikan nasib dari masyarakat di wilayah genangan. Salah satunya warga di Desa Cipaku, Kecamatan Darmaraja,” kata Kades.

Sementara itu, salah seorang warga setempat, Tata, 45, mengatakan, dirinya hingga saat ini belum mempunyai tempat tinggal yang baru, mencaripun menurutnya sangat sulit. Dengan alasan tidak mempunyai biaya yang besar. ’’Kami hanya mendapat uang pengganti sebesar Rp 29 juta, sementara kami harus membeli tanah baru dan membangun rumah baru, dengan uang segitu apa cukup,” tanyanya, dengan nada kesal.

Tata mengaku, sebagai warga negara yang baik tentu mendukung program pemerintah untuk kemaslahatan umat. Salah satunya program pembangunan Waduk Jatigede. Namun, yang membuat kecewa adalah pemerintah tidak memperhatikan nasib masyarakat yang berada di wilayah genangan dengan manusiawi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan